.
.
Peat duduk dalam kamar Fort saat keluarga Fort memutuskan untuk bertanggung jawab mulai sekarang karena ayah dan ibunya kini benar-benar sangat kecewa padanya, sekarang ia malah berakhir didalam kamar yang selalu menjadi musuhnya
"nih makan, kau belum makan atau minum apapunkan?" tanya Fort memasuki kamar dan membawa makanan juga minuman untuk Peat
"kau pikir aku masih punya nafsu makan saat orang tuaku membuangku seperti ini karena kau?" tanya Peat menatap Fort dengan sorot mata kesedihan
"jadi apa? kau mau apa sekarang? kalau kau tidak makan, bayinya tak selamat kali ini" ucapan Fort membuat Peat tertawa kecil mungkin ia sudah hampir gila
"sejak kapan kau sepeduli ini? bukankah kau orang pertama yang ingin melenyapkannya?" tanya Peat
"bukankah sudah berkali-kali aku katakan? saat itu aku tidak bisa berfikir dengan baik, aku tidak benar-benar ingin kehilangannya, aku akan bertanggung jawab hanya demi bayiku bukan karena kau, jadi jangan berharap kebaikan dan kepedulianku ini untukmu" tegas Fort lalu duduk dipinggir tempat tidur menatap mata Peat hanya untuk menegaskan tujuannya
"aku memang menyetujui pernikahan ini bukan berarti aku mencintaimu, kau taukan sampai mati aku hanya mencintai Piee, pernikahan sialan ini akan berakhir saat bayi itu lahir. setelahnya kau dan aku bebas, aku akan tetap bertanggung padanya sebagai ayahnya aku tak akan lepas tangan soal itu, tetapi aku tak ingin selamanya terikat denganmu" lanjut Fort membuat Peat terdiam namun menyimpan begitu banyak kesedihan dalam sorot matanya.
Ia bukan sedih karena Fort tidak mencintainya, dia sedih karena hidupnya malah sehancur ini dan dia tak bisa melakukan apa-apa. Orang tuanya tak mau peduli lagi, apa yang bisa ia lakukan? selain bergantung pada keluarga Fort yang berusaha bertanggung jawab pada keadaannya. Lagian ia tak mau menderita dan susah sendirian, apapun yang terjadi Fort juga harus merasakannya. Peat tak mau menunduk dan membalas tatapan tajam Fort padanya
"tentu saja, saat bayinya lahir aku akan kembali normal, aku akan menyelesaikan kuliah dan mencari pekerjaanku sendiri! aku juga tak mau terikat pernikahan denganmu selamanya, tetapi selama bayi ini ada didalam perutku, aku tak akan membiarkanmu bebas begitu saja, kau juga harus merasakan kesulitanku" ucap Peat merebut paksa makanan yang dibawa Fort untuknya
"kesepakan yang bagus, dan aku tak ingin satu orangpun dikampus apa lagi teman-temanku juga kekasihku Piee tau akan pernikahan konyol yang akan segera orang tuaku adakan"
"aku juga tak ingin teman-temanku tau! apa lagi sampai tau aku hamil anakmu" kesal Peat lalu memakan makanannya sampai mulutnya penuh dan pipinya mengembung mengemaskan tetapi sebenarnya ia melakukan itu untuk menahan tangisnya, ia berusaha menelan makanannya walau terasa sangat sulit karena dadanya begitu menyesakkan saat ini, ia tak mau menangis lagi didepan Fort
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Or Love? (FortPeat)
FanfictionDunia_YAOI! RATE_M 18+! Boy x Boy! M_preg! Summary : Berawal dari Boss Chaikamon yang ingin meniduri kekasihnya yang polos dan anak baik-baik (Noeul), namun malah salah sasaran hingga mengakibatkan masalah besar dalam hidup Fort dan Peat. "Aku H...