Chapter 30

4.7K 285 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Siapa? Siapa yang membuatmu seperti ini?" tanya Noeul berusaha mengeluarkan suaranya diantara rasa kagetnya itu, Peat terdiam sesaat mengumpulkan keberanian yang sangat besar mengakuinya, tetapi dia sudah terlanjur jujur

"Fort... Fort Thitipong" jawab Peat, Noeul menatap Peat tak percaya, ia memastikannya telinganya tak salah dengar, dia begitu shock sampai tak bisa bicara, dua kali dia harus sekaget ini karena sebuah kejujuran dari mulut sahabatnya

"Fort ketua klub fakultas bisnis" Peat mengulang ketika melihat noeul terdiam karena begitu terkejut, Noeul memberi kode agar Peat diam sesaat, dia harus menenangkan jantungnya dulu dari pada harus jantungan karena kaget berkali-kali

Butuh beberapa menit bagi Noeul untuk menangkan pikiran, jantung, dan perasaan kagetnya sampai ia harus mengatur nafasnya sendiri, bagaimana dia tidak begitu kaget, ini diluar bayangannya sama sekali, sahabatnya sudah hamil besar, dan yang menghamilinya musuh sendiri yang tak pernah ia sangka lalu ia tak tau apapun sama sekali. Ia selalu melihat Fort dan Peat berkelahi dan bertengkar sepanjang waktu, bagaimana bisa sahabatnya memiliki anak darinya?

"Bagaimana bisa?" akhirnya walau baru sedikit tenang tetapi Noeul sudah bisa menemukan suaranya kembali

"Aku juga bingung Nouel, yang aku ingat aku sadar didalam kamar pemeriksaan rumah sakit dan dokter mengatakan bahwa aku over dosis obat aneh yang entah dari mana, tapi Fort yang saat itu sadar akan kondisiku tidak menolongku sama sekali, dia malah menikmatinya saat aku seperti orang gila yang mabuk karena obat sialan itu" Peat mencoba tenang dan menceritakannya agar sang sahabat paham kondisi saat itu

"Aku berfikir setelahnya aku mencoba menerima diriku lagi walau sudah serusak itu olehnya. Tetapi dua bulan lebih setelahnya aku memberanikan diri memeriksaan diri kedokter saat aku merasa mulai tak normal, saat dokter mengatakan bahwa aku hamil. Duniaku saat itu sudah hilang" ucap Peat meneruskan ceritanya walau air matanya kembali jatuh dikedua pipinya

"Apakah Fort sialan itu bertanggung jawab? Apakah dia tau?" tanya Noeul khawatir

"Awalnya tidak, ketika aku pertama kali memberi taukannya dia menolak dan menyuruhku aborsi, kau tau eul? Saat itu hampir bunuh diri saking hancurnya, aku takut ketahuan orang tuaku, aku takut malu, aku takut ketahuan oleh teman-teman kita di klub, aku takut akan masa depanku dengan bayi ini, aku takut dengan kelanjutan hidupku sendiri, aku bingung dan tak tau jalan keluarnya. Tetapi ketika aku berfikir lagi, bahwa mengakhiri hidup tidak akan menyelesaikan apapun yang ada malah membiarkan fort bahagia lepas dari tanggung jawab" jawab Peat, membuat Noeul bisa merasakan bagaimana takutnya Peat saat itu sendirian dan dia tak tau apapun, dia jadi ikut menangis, bagaimana bisa dia tak tau apapun saat sahabat baiknya sehancur itu

"Tetapi ketika aku mencoba bertahan sendirian, aku malah stres berat dan pendarahaan, entah malaikat apa yang merasuki Fort, dia menolongku saat itu dan bersedia bertanggung jawab dan berjanji pada ayahku untuk menikahiku dengan pernikahan yang tertutup dari orang luar, ibuku kecewa dan ayahku tak ingin malu kemudian mengabaikanku hingga sekarang" sedih Peat mengingat ayah ibunya

Hate Or Love? (FortPeat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang