Chapter 24

4.3K 298 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.

Peat melepaskan pelukan Fort lalu menatapnya kesal pagi ini, perutnya sampai ngilu sesaat saat ia bangun, ia berharap ia baik-baik saja. Ia berusaha duduk dengan pelan

"Zona hidupku seperti ini menjadi seorang istri, pagi buat sarapan, pergi kuliah, buat makan siang, urus klub fakultas sampai sore, buat makan malam, dan malamnya masih melayani nafsunya, tidak ada senang-senangnya aku rasa" keluh Peat bicara sendiri mengeluhkan nasipnya

"Berhenti mengeluh, aku juga sama beratnya, belum tau kau rasanya kuliah sambil kerja bolak balik, belum lagi harus menjemput dan mengantarmu sana sini, belum lagi kalau kau ngidam aneh-aneh" balas Fort yang ternyata juga sudah bangun dengan kepala pusing efek alkohol semalam

"Ck, aku malas bicara denganmu, moodku jelek melihat wajahmu" Peat menyibakkan selimut hingga menutupi wajah Fort, setelah keluar dari selimut ia memilih untuk mandi lebih dulu.

Setelah mandi ia kembali melihat Fort masih tidur dengan malas-malasan

"Bangun dan mandi! Sungguh kau bau alkohol, kita harus kuliah pagi ini" ucap Peat

"Ya.. " jawab Fort malas, lalu peat keluar kamar menuju dapur untuk membuat sarapan.

"Selamat pagi" senyum Peat menyapa asisten rumah yang membantunya mengurus rumah itu, hanya seorang ibu paru baya yang baik hati

"Selamat pagi" Balasnya melihat Peat sudah akan membuat sarapan, walau ia adalah asisten rumah tangga dan bekerja disana tetapi Peat selalu membantunya juga, dia sangat senang bekerja disana dengan tuan rumah yang baik juga hangat seperti Peat

.
.

Peat memeluk boneka bantal bentuk pisangnya didalam mobil selama Fort menyetir menuju kampus mereka, dia malah hampir tertidur kembali, kehamilan memang selalu membuat mengantuk bahkan di pagi hari, sedangkan Fort sibuk dengan pikirannya sendiri saat sudah sadar total dari pengaruh alkohol semalam

'Kenapa aku tak bisa merasakan apapun pada Piee? Aku tak mungkin impotenkan? Aku masih bisa menghamili Peat dan menidurinya? Itu tandanya milikku baik-baik saja? Kenapa aku tak  bernafsu pada Piee selama ini? Sedangkan  setiap bersama Peat..... ' batin Fort mengelengkan kepalanya mengingat setiap ekspresi seksi dan panas peat setiap kali mereka bercinta. Dia harus fokus menyetir tak lucu bila membayangkannya dan jadi tegang saat seperti ini

'Piee juga cantik, diakan populer, tapi kenapa aku seperti itu padanya? Itu pasti menyakitinya. Aku yakin aku mencintainya, aku pasti mencintai Piee, atau aku malah mencintai Peat selama ini? Aku bisa menidurinya hanya dalam sekali tanpa hubungan apapun saat itu? Sial!! Aku tak bisa berfikir ' batin Fort gelisah.

Ia terlalu sibuk dengan pertengkaran diotaknya sampai ia tak sadar sudah sampai diarea kampus, ia menoleh melihat Peat yang malah tertidur memeluk boneka pisang seolah guling yang lembut untuknya

Hate Or Love? (FortPeat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang