Chapter 18

4K 294 17
                                    

Fort berjalan cepat menemui Peat yang sudah bersandar dipintu mobilnya dengan wajah yang pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fort berjalan cepat menemui Peat yang sudah bersandar dipintu mobilnya dengan wajah yang pucat

"haruskah ngidammu kambuh sekarang? aku tadi sangat sibuk rapat tau, gara-gara kau aku harus meninggalkannya" kesal Fort

"apa kau ingin aku seperti ini? lihat akupun sudah seperti mayat hidup dan harus izin kuliah pagi ini! aku juga tak mau pusing dan mual sampai mau mati" sedih Peat, sudah mau sekarat masih juga kena marah

"aku harap bayinya secepatnya akan lahir lalu aku tak perlu serepot ini mengurusmu!" balas Fort  dan memilih masuk kemobil untuk mengantar Peat pulang

"aku juga beharap semua ini berakhir denganmu, betapa sialnya aku harus menikah dengan lelaki tak punya hati nurani sepertimu" ucap Peat menyandarkan kepalanya yang terasa pusing dikaca mobil lalu memejamkan kembali matanya hanya untuk menahan rasa mualnya

"kau pikir aku sekarang bahagia menikah dengan manusia semenyusahkan kau? mimpiku itu menikah dengan Piee, harusnya aku menikah dan bahagia dengannya saat ini. Harusnya aku yang merasa sial denganmu"

"tak tau diri" gumam Peat lemah, ia tak mampu melawan dengan banyak bicara lagi sekarang ia terlalu pusing

.

.

Fort mengehela nafas berat melihat peat sudah berbaring ditempat tidur kamar mereka, dia harus menganggkatnya tadi karena Peat sudah tak bisa berjalan, bila ia memaksakan diri berjalan maka ia ingin mual lagi

drett drett

Fort makin frustasi melihat handphonenya berdering ketika Piee menelfonnya

"ya sayang?" tanya Fort berusaha bicara senormal mungkin 

"kau dimana?"

"aku dirumah, kau sudah selesai jam kuliah pertama? aku akan menjemputmu" 

"tidak perlu, aku akan kerumah barumu. Berikan aku alamatnya" paksa Piee membuat Fort memejamkan matanya makin merasa akan gila punya dua hubungan seperti ini. Bila Piee datang, maka ia bisa saja melihat Peat bersamanya

"tapi..."

"tidak ada tapi-tapian. apa yang kau sembunyikan dariku? kenapa kau begitu gelisah ketika aku menanyakan rumah barumu"

"bukan begitu, tapi..."

"kirimkan aku alamatnya, aku tak mau tau!" ucap Piee mematikan telfon sepihak

"sialll!!!" maki Fort, dan Peat yang sudah bisa membuka matanya kembali hanya bisa menatapnya prihatin, Fort tak punya pilihan lain selain membiarkan Piee datang, itu berarti ia harus memaksa Peat untuk mengalah

"Piee akan segera datang kesini, jadi jangan keluar kamar" ucap Fort

"kau lihat keadaanku? bahkan berjalan sekarang sulit karena aku mual berat pagi ini, kenapa kau begitu takut akan kehadiranku" 

Hate Or Love? (FortPeat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang