Pernikahan berlangsung dengan tertutup yang hanya dihadiri oleh kedua keluarga besar mereka juga rekan bisnis keluarga mereka saja, walau begitu acara pernikahan tetap berlangsung dengan mewah dan resmi serta sah tercatat dalam hukum. Pada saat acara resepsi, Peat sebenarnya tak mampu terus tersenyum pada tamu undangan lagi, lagi hamil seperti ini tentu membuatnya mudah lelah, tapi ia mencoba bertahan sampai acara selesai hingga malam hari.Peat duduk dipinggiran tempat tidur dalam kamar barunya, setelah acara pernikahan selesai mereka sudah tak bisa tinggal dirumah keluarga Fort lagi, karena sekarang mereka dianggap punya keluarga sendiri. Sekarang ia malah hanya serumah dengan Fort dan tinggal hanya berdua dengannya sebelum si bayi lahir saat ini, ia juga tak tau bagaimana kelanjutan hidupnya nanti karena pernikahaan ini bukan atas dasar cinta melainkan hanya sebuah tanggung jawab.
Peat melihat cincin nikah dijari manisnya sebelah kanan, yang menandakan dia sekarang menjadi istri orang. Fort keluar kamar mandi dengan handuk dipinggangnya dan mengeringkan rambutnya dengan handuk lain
"bukankah ini malam pertama kita?" tanya Fort membuat Peat menghela nafas berat
"malam pertama pantatmu! aku sudah hamil begini" kesal Peat
"oho...istiriku galak sekali"
"jangan mengangguku! aku muak melihat wajah bodohmu" bad mood Peat, sungguh masih belum iklas malah menikah dengan Fort
"mau apa kau?" tanya Peat melihat Fort mendekat kearahnya
"melakukan hubungan suami istri lah" jawab Fort santai
"kau sendiri yang bilang hubungan ini hanya sementara ? kau tak kasian sama kekasihmu si Piee itu? kau sudah membohonginya, dasar lelaki tak punya perasaan" heran Peat
"aku dan Piee itu adalah urusanku bukan urusanmu, walau pernikahan ini hanya sementara, tapi selama dalam pernikahaan ini, kau tetap istri sahku. Aku sudah bertanggung jawab padamu dari segi banyak hal dan aku akan menyentuhmu sesuka hatiku, lagian kau sudah seperti ini, apa yang kau takutkan lagi? kau sudah berbadan dua" ucap Fort mendekatkan wajahnya, ia tersenyum senang melihat wajah kesal Peat, rasanya ia sangat senang balas dendam selama ini Peat menghajarnya dulu sampai selalu mencari masalah dengannya, sekarang Peat harus tunduk menjadi istrinya
"jadi jadilah istri yang manis" lanjut Fort puas, kalau sedang tidak hamil dan bisa bergerak bebas mungkin Peat sudah menghajar lelaki yang kini mengejeknya walau berstatus suami sendiri, tapi ia masih lebih menyayangi keselamatan bayinya
"kau bisa mengejek dan tersenyum sepuasmu, tetapi aku pastikan kau juga harus semenderita aku" Peat mendekatkan wajahnya kearah Fort, seolah menantangnya, ia tak sudi kalah dalam permainnya, dai bukanlah Type orang yang lemah lembut
"kita lihat saja, siapa yang menjadi pemenang permainan ini, asalkan jangan jatuh cinta padaku, karena aku tak mungkin mencintaimu" ucap Fort menindih Peat dibawahnya
"itu bagus, karena aku juga tak sudi bila sampai kau jatuh cinta padaku" balas Peat, lalu Fort mencium perpotongan lehernya lalu mencium bibirnya dengan ciuman yang panas, Peat membalas ciuman itu walau Fort dominan ia akan mengimbanginya. Apa yang ia ragukan? ia sudah rusak, dia sudah hamil juga. Walau ia tau hanya sekedar nafsu Fort ia akan melawannya
Ia sudah tak tau sejak kapan ia sudah telanjang bersama Fort yang juga sudah tak memakai handuk lagi, ia juga sudah tak mengingat ciuman panas Fort yang sedari tadi dibibirnya kini berpindah kearea dadanya, ciuman itu turun kearea perutnya dan diselangkangannya, cukup lama Fort bermain-main disana sampai Peat bergerak mendorong Fort lalu membalas permainannya, Fort menyentuh surai rambut lembut Peat yang mengulum miliknya dibawah sana. peat melepaskan dari mulutnya saat milik Fort mengeras sempurna, ia tersenyum nakal kearah Fort seolah mengejeknya, bahwa ia bisa membuatnya berdiri dengan mudah
"jangan menindihku! aku hamil" Peat mendorong Fort yang menindihnya tak sabaran
"kau jangan bermain diatasku itu lebih beresiko! aku menumpuh pada tanganku sekarang"
"pelan-pelan bang*at!" keluh peat saat milik Fort berusaha memasuki holenya
"haruskah kita bertengkar juga untuk urusan ranjang? ini bukan yang pertama untukmu, kita sudah pernah melakukannya"
"pelan-pelan saja, aku tak mau bayinya kenapa-kenapa karena nafsumu"
"aku tau" Fort kembali menunduk mencium bibir Peat agar berhenti mengomel padanya, Peat memejamkan matanya saat fort memasukan miliknya dengan sempurna, ia meremas kedua seprai dikedua sisinya saat Fort mulai bergerak, ia bisa mendengar deru nafas berat Fort ditelinganya, dan beberapa saat desahan bahkan bisa lolos dari bibir indahnya membuat Fort makin berkuasa akan tubuhnya saat ini.
Tempat tidur yang awalanya rapi itu nampak berentakan karena kegiatan mereka malam ini.
.
.
"Fort" Peat menguncang tubuh Fort malam ini
"Fort!!" Peat masih berusaha membangunkannya
"Apa sih?" tanya fort dia lelah
"Kayaknya makan mie seafood malam-malam begini enak"
"Lihat, ini sudah jam 2 malam, kalaupun ada restoran buka paling tinggal restoran gaib" frustasi Fort
"Ada restoran 24 jam buka diarea kampus"
"Itu jauh"
"Oh kau tak mau? Aku akan meminta pada ibumu saja"
"Kau mengancamku sekarang?"
"Kau yang membuatku begini"
"Aku butuh tidur peat!"
"Aku butuh makan Fort bodoh!"
"Sial!!" Walau kesal fort tetap bangun menarik kunci mobilnya, dan Peat tersenyum kemenangan.
Hampir sejam baru fort kembali dengan makanan pesanan Peat, tetapi ia menatap kesal Peat yang malah sudah tertidur kembali menguasai tempat tidur luas itu
"Peat! Peat" Fort tak terima dan membangunkan Peat
"Aku mau tidur"
"Ini makanannya, kau yang meminta"
"Terlalu lama, aku ngantuk"
"Sial!! Tentu saja lama, perjalanan jauh begitu" kesal Fort
"Tidur saja"
"Peat!!!"
.
.Tbc
Berikan vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Or Love? (FortPeat)
FanfictionDunia_YAOI! RATE_M 18+! Boy x Boy! M_preg! Summary : Berawal dari Boss Chaikamon yang ingin meniduri kekasihnya yang polos dan anak baik-baik (Noeul), namun malah salah sasaran hingga mengakibatkan masalah besar dalam hidup Fort dan Peat. "Aku H...