Chapter 13

4.3K 288 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#Skip#

Hampir dua minggu lebih Peat sudah tinggal dirumah Fort, walau ia kesepian karena orang tua Fort tentu sibuk mengurus bisnis dan pernikahan dadakan mereka sedangkan Fort lebih sibuk bersama teman-teman juga kekasihnya diluar sana. Tetapi walau keadaannya seperti ini, Peat masih terus melanjutkan kuliahnya dimana keluarga Fort kini bertanggung jawab penuh akan biayaya hidupnya sesuai kesepakatan mereka dengan orang tuanya. Karena ia tak punya fasilitas dari ayahnya lagi dan tak punya apapun, maka setiap ada jam kuliah maka ia berangkat bersama Fort, dan Fort akan menurunkannya dengan jarak yang tak terlalu dekat dengan kampus mereka, itu karena mereka tak mau teman-teman mereka tau hubungan mereka saat ini, begitupun saat ia harus pulang kuliah. Kini ia benar-benar bergantung pada Fort seolah-oleh ia sudah menjadi istri yang tak berdaya tanpa uang suaminya.

"belakangan ini aku tak melihat kau membawa mobil kesayanganmu lagi?" tanya Noeul pada Peat yang duduk disebelahnya dikantin universitas

"oh, aku sedang tak ingin saja" dusta Peat, pada hal ia tak punya fasilitas apapun lagi, kartu atm-pun sekarang pemberian Fort karena Fort terlalu malas untuk selalu memberinya uang secara langsung, dia berikan saja dengan kartunya pada Peat. Itu menguntungkan bagi Peat tetapi ia cukup tau diri soal memakai uang, kalau uang Fort ia hambur-hamburkan yang pusing dan melarat juga dia.

"mulai besok jangan cari aku, aku sudah meminta izin pada profesor untuk izin selama tiga hari"

"kau mau kemana peat?" tanya Noeul kaget

"ah ada acara keluargaku saja" dusta Peat tersenyum paksa, mana mungkin dia jujur akan menikah karena hamil duluan, yang ada sahabatnya itu bisa jantungan. Ia belum siap untuk jujur. Noeul yang polos hanya mengangguk dan percaya begitu saja. 

Peat menghela nafas dan melihat Fort kini memasuki kantin universitas dengan para anggota klub fakultas bisnis lainnya. Ia melihat Fort tak ada beban sama sekali tak seperti dirinya yang makan saja sulit karena mual, untungnya siang ini mualnya tak kambuh lagi

"melihatnya tertawa seperti itu, membuatku ingin merobek wajahnya dengan garpu ini" gumam Peat membuat Noeul ikut melihat arah pandangan sahabatnya

"oh anak fakultas bisnis? tiga minggu ini mereka tenang dan tak cari masalah, tak perlu menanggapi mereka" ucap Noeul yang tak mengerti bahwa Peat berkata seperti hanya untuk meluapkan rasa kesalnya pada Fort.

.

"Fort hari ini yang teraktir" tunjuk Boss ketika mereka sudah duduk dan akan pesan makanan

"aku tak bisa, aku membawa uang kes dan ini pas-pasan" Fort menganggkat dompetnya agar teman-temannya percaya bahwa ia tak membawa kartunya

"loh? dimana kartu elit mu itu?" tanya Taee

"intinya, aku tak bisa teraktir" jawab Fort mana mungkin jujur bahwa kartunya ada pada Peat, ketua club fakultas musuh mereka sendiri

"kau jatuh miskin atau apa? aku akan teraktir kali ini mengantikan Fort" ucap Boss, lalu Fort melihat Peat yang duduk dengan Noeul tak jauh dari tempatnya duduk, Peat makan dengan sambil sesekali bercanda dengan Noeul

'sial, kenapa aku malah melihatnya' batin Fort mengalihkan tatapannya

"sayang..." Piee datang menghampiri Fort, duduk disebelahnya setelah menarik paksa Taee untuk menyingkir dari sebelah Fort

"bukankah tadi kau ada jadwal kuliah?" tanya Fort tersenyum kearah kekasihnya itu

"ya ampun kami ada disini, kalian jangan pacaran dong" keluh anggota lain tapi piee tidak peduli dan menatapnya tajam

"kalian saja yang pindah sana" usir Piee dan memeluk lengan berotot Fort.

.

Peat yang tadinya asik makan dan bercerita dengan Noeul tak sengaja melihat Fort yang kini duduk dekat dengan Piee bahkan Fort mengelus gemas rambut Piee

'mereka memang cocok juga serasi, yang satu otaknya ada diselangkangan, yang satu otaknya tidak ada' batin Peat mengalihkan tatapannya dan kembali fokus dengan obrolannya dengan Noeul

"permisi" sapa seseorang yang pria tampan dan rapi, bisa dipastikan bahwa dari fakultas kedokteran

"ya ?" tanya Peat dan Noeul serempak

"bisakah aku duduk disini? yang lain sudah full semua" izinnya

"oh tentu saja" senyum Peat sambil saling menyikut dengan Noeul karena lelaki didepannya ini sangat tampan 

"terima kasih" senyumnya

"sepertinya kau dari fakultas kedokteran? kenapa sampai disini? gedungnyakan sangat jauh" tanya Noeul membuka pembicaraan

"ah iya aku sering datang ke kantin gedung kalian karena hanya disini yang menjual makanan favoritku" jawabnya sambil melihat Peat

.

Fort melihat peat yang malah senyum pada anak fakultas kedokteran itu, dan terlihat jelas bahwa Peat memberinya ruang

'apa dia tak sadar diri bahwa dia sudah berbadan dua?' batin Fort malah kesal sendiri

"wooa ternyata gebetan anak fakultas teknik seleranya anak kedoteran, boleh juga mereka" ucap Taee yang tak menyadari wajah Fort dan Boss kini begitu kesal

'apa dia berusaha mendekati Noeul? tapi dia hanya melihat peat' batin Boss berusaha positif

'seolah-olah masih pera*an,  bisa-bisanya dia tersenyum-senyum seperti itu pada pria lain saat dia hamil' batin Fort saat Pria dari fakultas kedokteran itu makin akrab bercerita disana

"sayang!" panggil Piee saat Fort malah tak menanggapinya

"ya?" Fort menoleh, ia hampir lupa bahwa Piee masih menarik-narik lengannya dari tadi

"nanti kita jalankan? ia kan? kan sudah janji" 

"iya nanti" jawab Fort tetapi dahi Piee mengerut aneh karena ekspresi Fort yang tiba-tiba datar.

.

.

Tbc

Berikan Vote :')

Berikan Vote :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hate Or Love? (FortPeat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang