Chapter 22

4K 281 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Peat berjalan terburu-buru keluar dari kelas, karena masih ada pertemuan di klub fakultas, tapi saat ia berjalan tiba-tiba saja Fort keluar dari ruangan musik yang ia lewati dan menariknya masuk ke ruang kosong itu

"Apa sih Fort, kalau yang lain liat bagaimana?" Peat melepaskan tangan Fort

"Disini aman dan aku butuh bicara denganmu"

"Apa lagi? Aku masih ada pertemuan klub" malas Peat

"Kau benar-benar menerima tantangan kelompok fakultasku untuk memakai kekerasan sore ini demi memperebutkan aula utama itu?" tanya Fort dan Peat mengangguk santai

"Bila aku menolak itu sama saja menjatuhkan harga diri klubku! Jadi aku terima dengan senang hati"

"Kau masih waraskan? Kau mau berkelahi dengan perut seperti ini?" tunjuk Fort

"Kenapa? Kau takut kalah menghadapi orang hamil?"

"Bukan begitu! Semua teman-temanku mengharuskanku menang, aku tak mungkin berkelahi denganmu beserta anak kita yang bahkan belum lahir" frustasi Fort

"Sekalipun keadaanku seperti ini, aku bisa melawanmu"

"Mundur saja Peat, mengalah kali ini" mohon Fort

"Tidak! Aku tak akan mempermalukan fakultasku! Titik!" ucap Peat didepan wajah Fort lalu keluar dari ruangan tak peduli Fort yang masih memanggil namanya untuk negosiasi

"Kenapa begitu keras kepala!" Fort menendang dinding saking stresnya.

.
.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, dimana sekelompok mahasiswa fakultas Binis kini berhadapan dengan kelompok mahasiswa Teknik

"Bukankah kita anak fakultas bisnis tapi kenapa turun temurun kita malah tauran dengan anak teknik" keluh Taee

"Aku juga bingung, katanya demi harga diri fakultas" balas Boss berbisik, dia hanya ikut-ikutan saja dari pada ditendang dalam kelompok dan diasingkan di fakultas sendiri

Peat sebagai ketua klub fakultas teknik maju lebih dulu menunggu Fort maju sebagai ketua fakultas Bisnis

"Fort kenapa hanya diam saja?" tanya salah satu anggota membuat Fort menghela nafas berat lalu melangkahkan kakinya maju menghadapi Peat di area belakang kampus yang luas juga sepi itu

"Kalau ketua klub tak bisa berbicara baik-baik maka kita akan berkelahi" keluh Noeul pada hal dia baru kemarin ke klinik kecantikan

"Haruskah selesai ini kita ke klinik lagi?" balas taman yang berdiri di sebelahnya

"Tidak, aku akan menghajar siapapun yang mencoba membuat wajahku lecet" mutlak Noeul lalu melihat Peat yang kini hanya berjarak beberapa senti dari Fort, ia berharap Peat akan baik-baik saja, bila sahabatnya luka sedikit saja ia bisa jadi monster dadakan dan memukul orang, tidak ada yang boleh meremehkannya walau dia cantik.

Hate Or Love? (FortPeat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang