***
wow halooo!!! enjoy this chapter yawww.
[]
"Halo. Lagi bikin apa?"
Juli tengah mengaduk teh hangat saat ia mendengar pertanyaan Caka disusul gerakan laki-laki itu yang memeluknya dari belakang, meletakkan dagunya di atas bahu Juli. Tidak ada suara langkah kaki sebelumnya membuat Juli sedikit kaget. Bahunya berjengit, dan sepertinya Caka melihat itu, sebab setelahnya Juli bisa merasakan kecupan ringan di sana.
Menggeser cangkir berisi teh hangatnya ke tengah meja, Juli lalu berbalik. Kedua tangan Caka kemudian mencengkeram sisi-sisi meja, bikin Juli kini terjebak dalam kungkungan Caka.
Pandangan Juli mendongak, mempertemukan milik keduanya. "Teh hangat. Kamu mau?"
Caka sedikit berjingkat, melihat cangkir teh Juli yang masih mengepulkan asap tipis. Ia menggeleng pelan, lalu kembali mempertemukan tatapannya dengan Juli.
"Kamu kenapa nggak pulang, sih?" tanya Juli. "Emang besok nggak kerja?"
Caka terkekeh. Telunjuknya mencolek ujung hidung Juli. "Aku ijin WFH dua hari."
"Kok bisa?"
"Makanya, kalo aku ngechat tuh dibaca. Jangan hanya dibuka doang terus abis itu dibiarin gitu aja," nada suara Caka mulai terdengar protes. "Padahal aku udah ngasih tau tadi."
Bola mata Juli bergerak memutar.
"Tuh, kan. Tuh, kan," pandangan Caka menyipit. "Masih mau denger ceritanya nggak?"
"Iya."
"Tadi waktu Bang Yoga bilang mau titip Fara, aku langsung sat-set-sat-set minta ijin buat WFH."
"Oh."
Melihat respon Juli, Caka menipiskan bibir lalu wajahnya bergerak mendekat. "Kamu masih marah, ya? Aku minta maaf," kali ini bibir Caka mencebik ke bawah. "Sayang, maafin, ya? Aku beneran minta maaf. Jangan marah lagiii."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Untuk Juli [✔]
General Fiction[SELESAI] [spin-off 'Double Kill'-'Just Us 2'] *** Juli kerap mendengar orang-orang mengatakan hidupnya sempurna. Wajahnya cantik, karirnya bagus, dan punya pacar tampan dengan usia hubungan yang tidak sebentar. Tidak mau munafik, Juli tak pernah me...