19 - all i want is you

718 112 21
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Juli merasa akhir-akhir ini hidupnya mulai tertata lagi.

Sebastian Pradipta tak ingkar janji. Laki-laki itu bisa dipegang omongannya. Seperti yang sudah ia janjikan pada Juli sebelumnya, Sebastian akhirnya mengeluarkan klarifikasi melalui agensi juga akun pribadi sosial medianya.

Dari sana Juli menyadari, betapa besar pengaruh yang Sebastian miliki terhadap dunia mereka, sebab setelah pernyataan yang dikeluarkan oleh pria itu, orang-orang yang tadinya memunggungi Juli secara perlahan mau berbalik badan dan meliriknya lagi.

Tawaran endorse mulai datang lagi. Walau tidak langsung dalam skala besar, namun Juli tau kalau ini adalah awal yang baik untuknya—untuk karirnya.

"Kenapa nggak lo ambil aja sih semua tawaran endorse yang masuk? Brandnya bukan yang ecek-ecek loh, Jul," Arsa berdiri di depan Juli. Keningnya mengkerut. Tangannya memegang kertas berisi tawaran-tawaran yang masuk untuk Juli. "Semakin sering wajah lo muncul di internet, bersanding sama banyak brand, semakin cepat juga nama baik lo balik."

"Gue bukannya nggak bersyukur, Arsa," balas Juli. "Dan gue bukannya nolak semua tawaran yang ada, 'kan? Gue ada ambil, kok, tapi emang nggak banyak."

Arsa menghela napas, melempar kertas yang tadi digenggamnya ke atas meja. Dia lalu duduk di sofa yang berseberangan dengan Juli.

"Lo tau dua minggu lagi Haikal sama Kak Agni mau menikah."

"Terus? Apa hubungannya sama lo?" Arsa tak habis pikir. "Yang mau nikah kan mereka berdua, bukan lo sama Caka????"

"Gue mau fokusin ke temen-temen gue dulu," Juli menjelaskan dengan sabar, tidak terpengaruh sama emosi Arsa yang meledak-ledak. "Lagian, gue juga sedang menikmati hidup gue yang nggak dikejar-kejar deadline kayak gini."

Bibir Arsa mencebik. "Enak ye, lo punya laki yang siap menghidupi lo dengan senang hati. Mau lo nggak kerja juga laki lo masih sanggup-sanggup aja nanggung hidup lo."

Cakrawala Untuk Juli [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang