24 - feel something

557 92 35
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Juli sendirian di apartemen.

Caka sudah berangkat kerja pagi-pagi sekali. Maklum, banyak pekerjaan yang harus laki-laki itu selesaikan setelah tidak masuk selama beberapa hari, jadi mau tidak mau, Caka harus berangkat jauh lebih awal dari jadwalnya yang biasa.

Ada satu hal yang sangat ingin segera Juli lakukan ketika dia sendirian. Dia sangat menunggu momen ini; sebab dia butuh waktu, dan suasana yang sunyi tanpa distraksi apa pun.

Juli bahkan sudah menghubungi Arsa dan meminta teman sekaligus manajernya itu untuk tidak mengganggunya selama dua hari–hari ini dan besok.

Juli meraih tas yang kemarin dia bawa ke Surabaya, lalu mengeluarkan sebuah buku bersampul biru. Dari visualnya, kelihatan jelas kalau buku itu sudah digunakan bertahun-tahun yang lalu.

Buku itu secara tidak sengaja Juli temukan di dalam kamar yang kemarin ditempati Juli selama di rumah. Juli tidak sempat membaca semua yang ditulis di sana. Dia hanya melihat halaman pertama dan dengan begitu, Juli tau kalau buku itu adalah milik Isti.

Terserah kalau kalian menganggap Juli mencuri atau apa pun itu yang sejenis, Juli tidak peduli. Di detik pertama dia membaca tulisan tangan Isti, Juli tau, kalau buku ini adalah semacam diary, semua curahan hati Isti tertuang di sana.

Kalau Isti tidak mau diajak bicara, biarkan Juli membaca buku bersampul biru ini supaya Juli tau isi hati Isti.

Dia hanya harus membaca, dengan tenang.

Tetapi, ternyata tidak semudah itu. Selama beberapa menit, yang Juli lakukan hanyalah meremas buku itu erat-erat. Berkali-kali dia menghela napas, meredakan degup jantungnya yang mulai menggila, gugup setengah mati.

Juli yakin, hanya kejujuran yang Isti tulis di buku ini, dan Juli belum sanggup dengan kejujuran itu.

Lima belas menit kemudian–usai menenangkan hati juga pikiran, Juli membuka halaman pertama.

Cakrawala Untuk Juli [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang