22 - stay with me

484 103 38
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Juli tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Kalau diminta menceritakan secara runtut, butuh tenaga dan waktu yang besar bagi Juli untuk bisa melakukannya. Dan saat ini, tenaga Juli habis tak bersisa. Badannya lemas luar biasa, pikirannya melanglang buana.

Hela napasnya terdengar berat dan lelah sekali. Tapi, tidak apa-apa. Juli akan berusaha sekuat tenaga untuk menceritakannya.

Juli ingat, setelah pulang dari rumah Mas Yoga dan Mbak Niar, keesokan paginya Juli mendapati sebuah missed call di ponselnya. Yang tidak disangka-sangka adalah, nama Isti muncul sebagai penelepon. Masih dengan terheran-heran, dan sedikit rasa penasaran (walau lebih besar rasa khawatir karena takut mendengar kalimat-kalimat pedas yang akan Isti ucapkan padanya) Juli menghubungi balik nomor Isti. Panggilan pertama tidak diangkat, namun Juli tidak menyerah. Panggilan kedua, diangkat.

Bukan teriakan yang Juli dengar. Bukan pula sapaan bernada riang.

Isak tangis Mama adalah yang menyambutnya. Isakan penuh rasa sakit karena kehilangan. Isakan yang membuat Mama sampai tak bisa mengeluarkan kata-kata selain, "Juli... pulang... Juli... pulang."

Semuanya berjalan dengan cepat.

Kalau ditanya bagaimana Juli bisa berakhir di Surabaya, Juli juga tidak tau. Bisa dibilang, dia beruntung karena berhasil sampai di hadapan Mama yang wajahnya sudah penuh dengan air mata. Juli tidak ingat bagaimana caranya dia memesan tiket pesawat saat itu juga, lalu bergegas ke bandara tanpa sempat memikirkan barang apa saja yang harus dibawanya.

Juli hanya membawa tas kecil yang kemarin dia pakai saat berkunjung ke rumah Mas Yoga dan Mbak Niar untuk bertemu Kenzo.

Selain itu, tidak ada yang tau soal alasan kepulangannya ke Surabaya.

Setelah mengantar Juli ke apartemen, Caka tidak menginap sebab dia harus berangkat pagi-pagi sekali. Jarak dari apartemen Juli menuju tempat meeting terlampau jauh jadi Caka memilih untuk berangkat dari tempatnya sendiri.

Cakrawala Untuk Juli [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang