4 - highschool in jakarta

898 126 13
                                    

HAAIIII

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAAIIII. sebenernya ini belum jadwal update TAPIIII aku suka banget-banget-banget waktu nulis chapter ini dan aku nggak sanggup nahan buat nggak publish hehehe

hope you like it as much as i do yaaa!!!

***

foto di atas real ya gaes ya, no edit-edit wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

foto di atas real ya gaes ya, no edit-edit wkwkw

[]

She fell first, but then he fell harder.

Secara garis besar, mungkin trope kisah Caka dan Juli bisa diwakilkan oleh kalimat di atas.

Saat itu, Caka dan Juli duduk di bangku kelas 2 SMA. Entah bagaimana awal mulanya, mendadak Juli selalu ingin berada dekat-dekat dengan Caka.

Caka, yang saat itu tidak mengenal Juli—begitu pula sebaliknya—tentu saja merasa heran. Ini cewek kenapa dah mepet-mepet gue terus?

"Gue Juanda Lingga," kata Juli memperkenalkan diri. Tangan kanannya terulur di depan Caka, minta dijabat.

"Gue tau," sahut Caka.

Kalimat Caka jelas membuat Juli melotot. Cewek itu mengambil tempat di sebelah Caka, tak peduli pada Caka yang kini menatapnya heran. Cewek ini aneh. "Kalo lo tau, kenapa lo bersikap seolah-olah lo nggak pernah kenal sama gue?"

"Tau bukan berarti kenal."

"Ya udah, ayo kenalan," tangan Juli terulur lagi. "Nama gue Juanda Lingga. Biasa dipanggil Juli. Ju dari Juanda. Dan Li dari Lingga."

Sejujurnya, Caka tidak peduli. Tapi, untuk menghargai usaha cewek di sampingnya yang rela mengejarnya sampai ke kantin dan memilih tidak memesan apa-apa demi mendapatkan jabat tangan perkenalan dari Caka (padahal waktu istirahat mereka juga hanya dua puluh menit), Caka memutuskan untuk mengulurkan tangan juga. "Cakrawala. Panggilnya Caka aja."

Juli tak kuasa menahan senyum saat Caka membalas dengan perkenalan yang sama.

Setelah jabatan tangan keduanya terlepas, Juli beranjak dan pergi dari kantin. Sebelum benar-benar pergi, dia menyempatkan diri menepuk bahu Caka dua kali, entah apa maksudnya.

Cakrawala Untuk Juli [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang