***
[]
Arsa mengantar Caka dan Juli sampai ke mobil. Perempuan itu bahkan membukakan pintu mobil untuk Juli dengan gerakan semangat.
Berbanding terbalik dengan Juli yang berwajah datar. Ekspresi wajahnya tak terbaca dengan jelas.
"Lo harus datang, Jul. Itu bakal bagus banget buat karir lo," kata Arsa pada Juli sebelum akhirnya menutup pintu mobil. Juli hanya menatap Arsa lurus, tanpa ada niatan untuk menjawab.
Di sebelah Juli, Caka yang melihat interaksi antara Juli dan manajernya itu terlihat mengerutkan kening, tak paham konteks. Sebetulnya, mulut Caka gatal sekali ingin bertanya, tapi melihat posisi duduk Juli yang merosot dan bola mata terpejam membuat Caka urung melakukan itu.
Juli tampak kelelahan.
Ponsel Juli tiba-tiba berdering, membuat si empunya berdecak sebal.
"Apa lagi, Arsa?" ucap Juli langsung, tanpa merasa perlu melontarkan kata 'halo' dulu. "Iya, nanti gue kabarin lagi."
"Itu tadi Arsa?" tanya Caka. Mobil berhenti secara perlahan karena lampu lalu lintas berwarna merah. "Kenapa? Ada yang ketinggalan?"
Juli menggeleng pelan. "Nanti aja ya waktu udah sampe apartemen, aku capek banget. Males ngomong."
Caka tersenyum mengerti. Tangan kirinya terulur, mengelus dagu Juli dengan lembut.
Sekitar dua puluh menit kemudian, mereka sampai di apartemen Caka. Selama menuju unit Caka, Juli tak berkata apa-apa. Perempuan itu hanya diam, sesekali berjalan dengan langkah terseret sambil menyender pada Caka, menumpukan seluruh beban tubuhnya pada laki-laki itu.
"Mau aku gendong aja?" tanya Caka, yang malah mendapat pukulan kencang dari Juli. Padahal Caka bertanya dengan serius, bukan candaan. Juli keliatan kehilangan seluruh tenaganya, makanya Caka berinisiatif buat nawarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Untuk Juli [✔]
Ficción General[SELESAI] [spin-off 'Double Kill'-'Just Us 2'] *** Juli kerap mendengar orang-orang mengatakan hidupnya sempurna. Wajahnya cantik, karirnya bagus, dan punya pacar tampan dengan usia hubungan yang tidak sebentar. Tidak mau munafik, Juli tak pernah me...