8 - lonely night

747 102 14
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

            Caka lagi makan siang sama Haikal di kantin kantor. Awalnya mereka mau makan di luar, tapi mendadak berubah pikiran setelah tau kalau panasnya nggak kira-kira dan selepas makan siang nanti, mereka berdua harus langsung meeting.

Kata Haikal, mimpin meeting dalam keadaan berkeringat bukan ide yang bagus. Wibawanya sebagai ketua tim bakal turun, dan yah... Caka setuju-setuju aja. Makanan di kantin sebenarnya juga nggak buruk-buruk amat, jadi yaudah lah ya, makan mah makan aja.

"Siang Pak Haikal, Pak Caka."

Baik Caka dan Haikal sama-sama mendongak saat mendengar suara dua orang menyapa. Keduanya mengangguk singkat pada karyawan perempuan yang membawa nampan makan siang dan mengambil posisi tepat di sebelah mereka.

Kalau diurutkan secara sederhana tuh begini; Kakek Haikal adalah pemilik tahta tertinggi di perusahaan, disusul oleh Bunda Haikal. Setelah itu, barulah Haikal, lalu berlanjut ke Caka. Makanya, setiap kali Haikal atau Caka lewat, banyak yang menyapa sambil menundukkan kepala ke mereka berdua.

Ingat, itu hanya urutan secara sederhananya saja. Ada banyak orang yang posisinya setara dengan Haikal, juga Caka. Perusahaan ini besar, yang terdiri dari banyak sekali divisi dan bagian.

Secara teknis, Caka memang bawahan Haikal, tapi tak dapat dipungkiri, posisi Caka di perusahaan juga sudah sangat diperhitungkan.

"Lo udah nonton film barunya Sebastian belum?"

Kening Caka berkerut samar saat mendengar percakapan dari meja sebelah. Sebenarnya Caka tak tertarik sih dengan obrolan mereka, tapi mendengar nama Sebastian membuat telinga Caka refleks melebar.

Nama itu membuat Caka teringat pada Juli. Bukan apa-apa, sih. Gara-gara undangan Gala Premiere yang ternyata samaan dengan undangan pernikahan teman kantor Caka, dia dan Juli sempat terlibat salah paham dan ya... begitu lah.

"Udah, udah," temannya yang lain menyahut antusias. "Gue nggak gitu paham sama filmnya, tapi nggak apa-apa, soalnya di situ Bas ganteng banget."

Cakrawala Untuk Juli [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang