Chapter 27 : Terburu-buru

34 5 0
                                    

Satu bulan kemudian, tepatnya di hari sabtu. Ketika Haruna tengah sibuk dengan yoganya di ruang televisi sedangkan suaminya pergi keluar mengajak putri mereka jalan-jalan, ponsel miliknya yang di letakan di atas meja seketika berdering. Dia menghentikan aktivitasnya lalu mengambil ponselnya kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Halo ?."

<Halo Haruna. Ini aku Gretha, apa kau mau mampir ke rumahku dulu Isagi ?.>

Tanya wanita tersebut dari seberang telepon dan Haruna langsung menerima ajakan dari wanita bernama Gretha yang merupakan teman satu kuliahnya. Setelah beberapa lama berbincang pembicaraan akhirnya berakhir, Haruna menutup teleponnya dan mulai bersiap menuju rumah Gretha.

Sesampainya di rumah Gretha, Haruna terlihat sibuk mengobrol bersama wanita berambut pirang panjang dengan putranya Gretha yang bernama Edgar— berada di karpet sedang menendang mainan bayi warna-warni yang menggantung di atasnya.

"Dia tambah lincah ya." Ucap Haruna setelah meminum cokelat yang di sajikan oleh Gretha.

"Iya, tapi sayangnya dia anak yang mudah murung."- Gretha.

Edgar tiba-tiba saja menggerung kedua wanita itu yang baru saja memalingkan pandangannya sejenak dari bayi itu langsung kembali melihat ke arahnya.

"Dia kenapa ?."- Haruna

"Biarkan saja dia memang—"

Gretha berhenti berbicara ketika melihat putranya yang sepertinya tengah mencoba mengangkat tubuhnya. Sampai akhirnya bayi itu berhasil mengubah posisi tubuhnya jadi tengkurap, Gretha dan Haruna terkejut melihatnya.

"A-Apa! Dia sudah bisa tengkurap ? Usianya kan baru tiga bulan, kan ?." Tanya Haruna.

"Aku juga tidak tahu akan secepat ini."- Gretha.

Edgar kemudian menendang-nendang kakinya sembari menggerakan tubuhnya atas ke bawah, seperti ikan yang baru mendarat di daratan. Gretha mengambil ponselnya yang ada di atas meja lalu memotret putranya itu.

"Suamiku pasti akan terkejut melihatnya." Ucap Gretha sembari memotret bayinya berkali-kali dengan telunjuknya.

"Suamimu ? Si Kaisai mawar biru itu. Aku penasaran seperti apa dia sebagai suami dan seorang Ayah." Ucap Haruna lalu memakan kue short cake rasa jeruk yang di buat Gretha.

Gretha kembali melihat ke arah Haruna, "Dia agak cuek sih, tapi dia baik."

Haruna hanya berkata oh lalu menghabiskan kuenya.

.
.
.
.
.
.
.

Pukul satu siang Haruna kembali ke apartemennya. Saat masuk ke dalam ia melihat ada Bachira dengan istrinya datang membawa anak mereka, suaminya juga sudah pulang ke rumah.

"Ya ampun ada tamu rupanya. Maaf aku datang terlambat tadi aku pergi kerumah teman kuliahku sebentar." Ucap Haruna sembari meletakan tas dan jaketnya di gantunga berbahan kayu dekat pintu.

"Tidak apa-apa kami baru sampai." Ucap istrinya Bachira.

Haruna kemudian duduk di sofa, di samping Yoichi. Putri mereka terlihat sedang berada di karpet puzzle bersama anak perempuannya Bachira.

"Ah iya. Tadi aku sempat mampir ke rumahnya teman kuliahku dulu, dan anak lelakinya sudah bisa tengkurap padahal baru berumur tiga bulan."- Haruna.

"Serius ? Bukankah itu terlalu cepat ?." Tanya Yoichi.

"Aku juga berpikirnya begitu, bahkan justru aku yang khawatir dengan tulang bayinya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriege Life Isagi Yoichi x Oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang