part 9

2.6K 169 3
                                    

Bingung mau basa-basi kayak apa. Intinya vote dan komen aja deh aku udah seneng banget.

Happy reading guys.

"Mampir ke toko buku dulu, gue mau beli sesuatu." Pinta Kiara. Setelah acara kencan di taman safari gagal karena ulah Dirga sendiri, keduanya malah berakhir di mall saja.

Dari siang hingga menjelang malam hari, keduanya hanya menghabiskan waktu hanya berkeliling mall saja dan berhenti juga ditempat makan untuk mengisi perut. Selain menemani Kiara berbelanja, Dirga juga menemani Kiara bermain di time zone.

Hal yang baru ditemuinya dalam diri Kiara. Meskipun sifat aslinya bar-bar ternyata, perempuan itu sangat senang bermain di sana bahkan sampai lupa waktu jika Dirga tidak segera menghentikannya.

Saat melihat Kiara yang tengah bermain-main dengan mainan-mainan canggih itu, Dirga merasa seperti seorang bapak-bapak yang tengah menemani anaknya bermain. Apalagi melihat senyum polos Kiara saat itu.

Dirga memarkirkan mobilnya didepan toko buku. Dia mengikuti Kiara dari belakang.

"Suka baca buku?" Tanya Dirga heran.

"Novel lebih tepatnya." Koreksi Kiara.

Dirga mengangguk, kalau ini sih dia tidak heran lagi. Profesi Kiara saja yang sebagai penulis, tentu dia tidak akan heran jika dirumahnya Kiara memiliki banyak koleksi novel romansa disana.

"Lo duduk aja dulu, gue masih mau keliling." Suruh Kiara, dia tidak nyaman jika dibuntuti kemana-mana. Apalagi dia masih belum ada tujuan untuk membeli novel yang mana. Kiara masih akan mencari cari kira-kira mana novel yang akan dibelinya.

Kiara butuh bahan bacaan, sebagai referensi untuk novel-novelnya selanjutnya.

Dirga menuruti perintah Kiara. Dia juga rasanya sudah capek jika harus membuntuti Kiara. Cukup di mall saja dia dibuat penat oleh Kiara, disini jangan.

Jika Dirga mengeluh, bisa-bisa dia dianggap pria lemah oleh Kiara. Dan sepertinya para kaum hawa tidak akan menyukai pria yang lemah.

Mereka butuh sosok yang bisa melindungi. Mungkin Dirga akan rutin kembali melakukan gym setelah beberapa bulan ini bolos dari aktivitasnya itu.

Dirga mengamati setiap langkah Kiara menunju kemana. Terlihat Kiara beberapakali mengambil novel dan membaca bagian belakangnya. Setelah itu perempuannya ini baru menentukan akan membelinya atau tidak.

Jika tertarik maka akan dibawanya, jika tidak Kiara akan menaruhnya kembali ke tempat semula.

Entah sudah berapa lama Dirga memperhatikan Kiara, hingga tidak sadar Kiara kini telah berdiri didepannya membawa tiga buah novel dengan genre yang sama.

"Ayo." Ajak Kiara, berjalan menuju kasir dan meletakkan tiga novel itu disana.

Kasir menyebutkan nominal yang harus dibayar, saat Kiara akan menyerahkan kartu debit pada kasir tersebut, buru-buru Dirga mendahuluinya.

"Pakai ini aja." Ucapnya pada kasir. Kiara mengangkat bahu acuh, dia tidak akan susah-susah menolaknya.

Setelah selesai bertransaksi, entah punya inisiatif dari mana, Dirga membawakan paperbag yang berisi buku itu, sedangkan sebelah tangannya digunakan untuk menggenggam pergelangan tangan Kiara dan menuntunnya menuju mobil.

Kiara sempat mematung sejenak, melihat tangannya yang saya ini berada digenggaman tangan Dirga.

Sensasi yang diciptakan seperti ada sengatan yang menjalarinya. Saat Dirga menariknya pelan, otomatis Kiara mengikuti laki-laki itu.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang