Hiii, i'm back guys. Maaf udah ngilang lama dan buat kalian nunggu. Semoga dengan update kali ini bisa mengobati rasa kangen kalian sama cerita ini ya. Dan semoga mulai sekarang aku bisa konsisten lagi updatenya.
Doain ya guys.
Happy reading.•
•
•
"Sering main futsal kayak tadi?" Kiara bertanya saat keduanya kini telah berada didalam mobil dan siap untuk meluncur ke rumah Papa Kiara.
"Gak juga, biasanya main cuma seminggu sekali pas weekend. Tapi kadang juga lebih dari itu." Kiara mengangguk-angguk mendengar penjelasan Dirga.
"Mainnya selalu disana?"
"Gak selalu, tapi keseringan disana."
"Enak ya tempatnya." Ucap Kiara dengan nada sarkas yang tidak disadari oleh Dirga. Dirga hanya berdeham pelan mendengarnya. Menurutnya tempat disana memang enak.
"Aku sih gak heran kalau kamu betah main disana." Ucap Kiara lagi yang kali ini mengundang kernyitan di kening Dirga.
"Iya, namanya juga hobi." Dirga menjawab asal, tanpa mengetahui bahwa jawaban ya' diberikannya itu terdengar janggal pada Kiara. Dirga melirik sekilas ke arah Kiara yang kini tengah menatapnya dengan mata yang dibuat memicing.
"Apa?" Bingung Dirga saat ditatap seperti itu. Mengangkat satu alisnya.
"Seneng ya diteriakin cewek-cewek cantik tadi." Kali ini nada suara Kiara terdengar sangat sinis masuk dalam gendang telinga Dirga.
"Biasa aja. Emangnya mereka teriakin saya?"
Nah itu, Dirga gimana sih masa tidak merasa sama sekali. Ini Kiara yang baru pertama kali datang dan menyaksikan langsung saja bisa langsung paham loh. Memang dasar ya Dirga ini orangnya cuek bebek dan tidak peduli dengan hal yang dianggapnya tidak penting.
"Halah sok gak tau lagi." Kiara menatap jengah ke arah Dirga lalu memutar bola matanya.
"Saya memang tidak tau, saya kira mereka teriakin teman saya yang lain." Tidak menjawab, Kiara mencebikkan mulutnya menciptakan bunyi decakan pelan.
Melihat itu sudut bibir Dirga seperti tertarik dan membentuk senyum misterius. Dirga melirik pada tangan Kiara yang menganggur di samping kursi lalu Dirga meraihnya tanpa memerlukan persetujuan.
Seperkian detik, dengan cepat Dirga mengecup punggung tangan itu sebelum sang empunya meronta-ronta, sambil menanyakan pertanyaan yang sukses membuat Kiara tercengang.
"Kamu cemburu?" Kiara menganga mendengar itu, dia menatap Dirga dengan mata yang membola.
Dirga gemas menunggu jawaban apa yang akan dikeluarkan Kiara. Kiara menarik tangannya dari Dirga lalu menatap dimana Dirga tepat mendaratkan kecupan disana.
"Cemburu? Haha." Tawa sumbang terdengar dari Kiara, pandangannya tidak lepas dari punggung tangannya. Seolah disana masih teras dengan sangat jelas bekas kecupan Dirga.
"Enggak, aku gak cemburu." Bantah Kiara tegas setelahnya. Dia mengabaikan tangannya yang semula menjadi pusat perhatian dan beralih menatap Dirga dengan angkuh.
"Aku cuma gak habis pikir kok ya mereka gatel banget gitu sampe teriak-teriak. Gak tau apa kalau kamu lagi bawa istri." Dirga menggedikkan bahu acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan para perempuan tadi. Tujuan Dirga memang murni untuk bermain futsal tidak ada tujuan yang lainnya.
Kiara kembali berdecak dan tidak lagi mengajak Dirga untuk berbicara. Sebanarnya dia juga tidak tau motifnya bertanya tentang hal itu pada Dirga. Kiara hanya mengungkapkan apa yang mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
RomanceKiara dipaksa tunduk pada perintah Papanya yang ingin menjodohkannya dengan anak dari seorang pejabat, Dirga namanya. Ancaman yang diberikan Papanya mampu membuatnya tidak bisa berkutik. Kiara pikir mudah untuk menjalankan perjodohan yang bisa di bi...