part 17

1.9K 163 15
                                    

Berita pernikahan tentang seorang anak pejabat sekaligus pebisnis sukses kini sedang ramai-ramainya dibicarakan. Anak pejabat yang dimaksud adalah Dirga, entah dari mana para wartawan itu bisa mengetahuinya, padahal pernikahan akan dilakukan secara intimate, hanya orang-orang terdekat dan beberapa rekan saja yang diundang.

Banyak yang mendukung dan tidak sedikit pula yang menentang hubungan keduanya. Kiara merasa frustasi karena membaca beberapa komentar pedas netizen yang mengatakannya tidak pantas bersanding dengan Dirga. Bahkan tidak segan netizen tersebut menghujatnya.

Kiara bahkan harus menonaktifkan akun sosial medianya saking banyaknya pesan yang masuk. Mendekati hari pernikahan bukannya semakin senang, dia malah dibuat semakin pusing saja.

Sekarang Kiara bisa merasakan bagaimana tidak enaknya menjadi menjadi orang yang terkenal, pantas banyak artis yang merasa depresi akibat ketikan netizen yang tidak berperasaan.

Kiara ingin menenangkan diri dengan cara mengunjungi tempat spa dan rencananya akan melakukan serangkaian perawatan disana.

Kiara sudah siap dengan selembar kain yang menutupi tubuhnya. Dia menunggu seorang karyawan yang akan menanganinya, sembari dia memainkan handphonenya.

Tidak lama terdengar pintu dibuka, Kiara berpikir bahwa itu adalah si karyawan tapi ternyata bukan. Terlihat ibu-ibu yang mungkin juga pelanggan disini memakai kain yang sama seperti Kiara.

Ibu itu duduk tepat di samping Kiara duduk. Awalnya Kiara tidak menghiraukan ibu tersebut, tapi karena dia merasa ditatap begitu intens otomatis Kiara mengalihkan pandangan pada ibu itu.

Dan benar saja, ibu itu memang tertangkap basah sedang mengamatinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan sudah tertangkap basah pun bukannya berhenti, ibu itu malah melontarkan perkataan yang sukses membuat Kiara naik pitam.

"Gak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan anak saya." Ucapnya sambil menatap ke arah Kiara, seolah perkataan itu memang ditujukan untuknya.

Kiara terkejut tentu saja. Dia tidak terima di cela seperti itu apalagi oleh orang yang tidak dikenal.

"Maksud ibu apa ya ngomong kayak gitu?" Jangan kira Kiara akan takut, meksipun badan ibu itu dua kali lebih besar darinya tapi nyali Kiara tidak sekecil badannya sendiri.

Bukannya menjawab Kiara, ibu itu malah melengos dan balik memunggungi Kiara.

"Punya mulut dijaga ya Bu, disekolahin kalau perlu. Umur aja udah tua, tapi attitude gak ada."

Ucap Kiara, agak sedikit keterlaluan memang tapi karena terlanjur kesal dia berani mengatakan demikian.

Ibu itu terlihat murka dan ingin menyerang Kiara tapi Kiara sudah keluar dari ruangan lebih dulu, tidak ingin memperpanjang masalah.

Kiara menutup pintu dengan sedikit kencang. Diluar dia bertemu dengan karyawan yang akan memandanginya yang terlihat kebingungan saat melihat Kiara keluar dari ruangan dengan wajah yang tidak enak dipandang.

"Saya mau pindah ruangan aja Mbak."

"Loh, kenapa kak?" Karyawan tersebut tentu kebingungan dengan keputusan Kiara yang tiba-tiba. Padahal saat ditinggal Kiara masih baik-baik saja.

"Gak papa Mbak, cuma ibu-ibu didalam agak rese aja. Saya pindah yang private biar gak diganggu lagi."

"Tunggu sebentar ya kak, biar saya carikan yang kosong dulu."

Kiara mengangguk, dia kemudian menunggu hingga karyawan itu datang kembali dan membawanya ke tempat yang lebih privat, dimana hanya dikhususkan untuk satu orang saja setiap ruangan.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang