part 16

2.1K 153 6
                                    

"Gue gak bisa masak, gak bisa nyuci dan gak bisa beres-beres rumah." Ucap Kiara dengan penuh penekanan di setiap ucapannya.

Dia menatap dengan datar pria yang sedang duduk didepannya. Akhirnya setelah huru-hara yang terjadi, Kiara dan Dirga bisa berbicara serius tentang kelanjutan hubungan mereka.

Setelah di beri waktu selama beberapa hari, akhirnya Kiara memutuskan untuk setuju menikah dengan Dirga. Dan disini lah mereka dipertemukan untuk semakin memantapkan keputusan keduanya.

"Gak masalah, kita bisa bayar ART." Dirga menjawab dengan kalem.

"Tapi gue gak suka ada ART dirumah."

"Bukannya dirumah Papa kamu ada ART juga?" Dirga mengangkat satu alisnya, tidak paham dengan keinginan Kiara.

"Ada tapi itu beda, bibi udah lama nemenin aku jadi udah gue anggap sebagai nenek sendiri."

"Terus mau kamu gimana?"

Kiara menggedikkan bahunya karena jujur dia juga tidak mengerti keinginan dirinya. Terlalu sering dituntut seperti ini itu, membuat Kiara bingung dengan keinginannya sendiri.

"Ok, kita bayar ART yang datang cuma beberapa kali dan gak perlu nginap juga." Dirga memberikan solusi paling tepat untuk permintaan Kiara.

Dia menatap Kiara ingin melihat respon perempuan itu, cukup lama Kiara terdiam untuk berpikir lalu akhirnya mengangguk.

"Apa lagi yang kamu mau?"

"Gue suka shopping dan biasanya shopping paling nggak seminggu sekali. Papa gak masalah kalau gue habisin uang dia berapapun itu. Kalau gue nikah sama Lo, otomatis itu jadi kewajiban Lo untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan gue. Gue yakin Lo pasti mampu tapi apa Lo yakin gak bakal terganggu dengan hal itu nantinya?"

"Tidak masalah dan saya yakin tidak akan terganggu dengan hobi shopping kamu itu. Mungkin itu adalah satu cara buat kamu menghibur diri dan saya sangat memaklumi. Nanti kamu sebut saja butuh berapa setiap bulannya."

Kiara mengangguk lalu berpikir kembali, sejujurnya dia hanya ingin membuat Dirga ilfeel dengan sifat kurang baik yang dimilikinya. Tapi kenyataannya tidak semudah itu untuk mengecoh Dirga.

"Gue gak suka dikekang, jadi meskipun kita udah nikah gue mau bebas ngapain aja."

"Setuju, asalkan apa yang kamu lakukan tidak salah."

Kiara memutar otak lagi, untuk berpikir kira-kira apa yang akan membuat Dirga keberatan untuk melanjutkan pernikahan ini.

"Gue masih cinta sama Rehan." Kiara yakin bahwa pernyataan ini akan berhasil membuat Dirga mundur.

Laki-laki mana sih yang mau menikah dengan perempuan yang mencintai laki-laki lain. Pastinya tidak ada. Kecuali jika Dirga tidak waras dan suka mencari penyakit hati.

Bisa Kiara lihat binar mata Dirga sedikit berubah menjadi sendu sebelum mata itu kembali menajam seperti elang dan mulutnya terbuka mengatakan suatu kalimat sebagai jawaban.

"Saya yakin bisa membuat kamu melupakan laki-laki itu." Dirga mengatakan dengan tegas seolah dia sangat percaya diri dengan apa yang dikatakannya.

Kiara mengangkat alisnya, sedikit meremehkan. Rupanya Dirga ini termasuk orang yang percaya dirinya tergolong tinggi.

"Itu saja yang mau kamu katakan?"

"Untuk sekarang cukup itu aja, tapi kita liat aja nanti."

"Ok, sekarang giliran saya." Dirga mengunci kedua mata Kiara agar menatapnya selama Dirga mengatakan apa yang akan diucapkannya.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang