PROLOG

803 49 33
                                    

"Mulai saat ini, kamu pergi dari rumahku. Kamu tunggu saja undangan dari Pengadilan." Nathan memberi keputusan. Dia beringsut dari duduknya. "Aku menyesal telah menikahimu. Kamu sama sekali tidak bisa menjaga martabatmu sebagai istri, apalagi sebagai wanita!"

"Kamu... Kamu mau meninggalkan aku?" Alinda ketakutan. Dia meraih tangan Nathan, namun ditepiskan oleh pria itu. "Kamu... Kamu janji untuk tinggal sama aku. Kamu janji akan terima aku dengan segala kekurangan aku. Kamu tahu aku tidak bisa hidup tanpa kamu, Nathan!"

"Tidak, Alinda," sahut Nathan lirih. Kini kemarahannya berganti menjadi rasa iba. Dia iba melihat wanita yang punya segalanya itu tampak menyedihkan. "Kupikir, aku sanggup meladeni perempuan yang punya tabiat buruk sepertimu."

Nathan berjalan semakin jauh dari Alinda. Didengarnya suara benda yang dijatuhkan. Prangg! Dia menoleh, melihat Alinda yang meraih serpihan botol anggurnya.

"Aku... mau mati saja," kata Alinda dengan senyum di wajahnya.

"Alinda, jangan!"


** I hope you like the story **


Visual Nathan dan Alinda

Visual Nathan dan Alinda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kali Kedua Bersama Alinda | Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang