Nathan menangkap tubuh istrinya yang lunglai. "Alinda! Apakah kamu berakting? Bagaimana bisa kamu mabuk di saat seperti ini?"
"Seperti apa maksudmu, Nathan?" gumam Alinda.
Kesal, Nathan membantu istrinya duduk di atas sofa, kemudian dia duduk di sampingnya. "Jawab pertanyaanku, Alinda. Apakah betul kamu bertemu mantan kekasihmu yang bernama.. siapa namanya itu...."
"Leon."
"Ya, dia! Kamu menemuinya, hah?"
"Hm... ya," sahut Alinda tenang.
"Jadi benar, kamu berciuman dengannya?" tanya Nathan tajam.
"Berciuman? Hah!" Alinda tergelak. Walau mabuk, matanya masih bisa memandang dengan sorotan mencemooh ke arah suaminya. "Tentu tidak. Aku dan dia tidak hanya berciuman..."
Tangan Nathan terjulur ke leher wanita itu. Dicekiknya Alinda. "Apa yang telah kamu lakukan?"
"Jadi ini caramu? Membunuhku, begitu?" tanya Alinda tanpa telrihat takut sama sekali.
"Jawab aku!" Cengkraman Nathan semakin kuat. "Apakah kamu dan dia berzina?"
"Apa kamu ingin aku berbohong, Nathan?" Alinda menggenggam pergelangan tangan Nathan yang mencekiknya. Dia mulai kesulitan bernapas, namun tetap dicobanya untuk bicara walau tersengal-sengal, "Bu-bunuh aku, Nathan. Aku... Aku sudah tidak tahan.... hidup di dunia ini.... Semuanya terasa... berat...."
"Berat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua Bersama Alinda | Short Story
Romance"Apakah kamu dan dia berzina?" "Apa kamu ingin aku berbohong, Nathan?" Alinda menggenggam pergelangan tangan Nathan yang mencekiknya.