12 - Hamil?

36 1 2
                                    

Ya, Alinda tahu Nathan masih berhubungan dengan mantan kekasih pria itu yang kini menjadi bawahannya, Neta. Alinda tak pernah memusingkan hubungan mereka, karena Nathan selalu menunjukkan cintanya pada Alinda, dan Neta tak secantik Alinda, jadi apa yang harus dikhawatirkan oleh Alinda?

Kecantikan, pikir Alinda. Nathan dulu mengagumi kecantikanku. Dia selalu memujiku karena tampilan luarku. Namun pada percakapan kami yang terakhir, aku tidak terlalu ingat sih apa yang dikatakannya, tapi aku tak pernah melihatnya menatapku sedatar itu, seakan wajahku tak lagi memikat hatinya.

Apakah itu artinya Nathan sudah berubah? Dia tidak menghendaki kecantikan aku lagi? Dia butuh yang seperti Neta yang biasa-biasa saja tapi selalu ada untuknya?

Pintu kamar terbuka. Alinda menoleh pada kakak iparnya, Mbak Bunga yang masuk dan duduk di samping Alinda, di atas lantai. "Alinda, maafkan Mbak yang baru menemuimu. Mas Brian yang melarang Mbak, agar kamu merenung."

"Merenung? Mas Brian tahu hal ini tak akan berguna. Aku sudah biasa dikurung, dan aku tidak berubah tuh," jawab Alinda menggerutu.

Mbak Bunga mengangguk. "Kata Bibi, kamu masuk angin. Betul?"

"Iya, aku merasa perutku sakit, dan aku muntah-muntah terus," jelas Alinda.

"Hm, kamu menduga hal lain?"

"Maksudnya?"

Mbak Bunga menyodorkannya beberapa kotak berisi test packs. "Bisa saja kamu hamil, kan?"

"Hamil? Mana mungkin. Aku tiap hari mabuk-mabukan, kok," jawab Alinda meremehkan.

"Coba saja, Alinda, tak ada salahnya."

Alinda menatap sejenak kakak iparnya, kemudian mengangguk. Jika dia betul hamil, dia bisa punya kesempatan untuk kembali pada Nathan dan dia tak harus diceraikan.

Kali Kedua Bersama Alinda | Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang