Saat ini, dibiarkan saja orang lain menghujatnya, bicara jelek tentangnya. Memang ada kalanya orang di atas dan ada juga kalanya orang di bawah, bukan? Saat ini dia berada di bawah.
Di ruang mediasi itu hanya ada mediator dan kedua belah pihak, tak ada wartawan dan pengawal yang diperbolehkan masuk, namun wartawan masih bisa mencuri-curi gambaran mediasi mereka melalui kaca jendela kecil di ruangan itu.
Saat mediator bertanya pada pihak Nathan mengapa dia ingin bercerai, Nathan bicara semua tentangnya, yang kebanyakan tentang keburukannya, tentu saja. Dari dirinya yang tidak menuruti keinginan Nathan untuk berhenti jadi artis sampai hobinya yang suka minum. Nathan juga memasang wajah sedih, memberi kesan bahwa dia sudah capek sekali menghadapi Alinda.
Saat Alinda ditanya hal yang sama, dia menjawab lirih, "Anda sudah dengar darinya, bukan. Saya juga tidak mau menjadi istrinya lagi. Kami sudah tidak cocok."
Jawaban itu mengubah ekspresi Nathan yang sedari tadi datar. Dia terlihat heran. Pria itu pikir Alinda akan melakukan hal yang sama dengannya, menjelekkan Nathan. Ada saja kekurangan Nathan di mata Alinda? Mungkin Nathan yang tidak perhatian, yang suka mengatur, yang kolot, yang ini, yang itu... tapi justru Alinda tidak mau menjatuhkan namanya.
Nathan berpikir negatif. Tentu Alinda pasrah diceraikan, sebab Alinda sudah punya pria lain dalam hidupnya. Alinda takkan kesepian setelah mereka bercerai.
"Jadi tak ada perasaan ingin mempertahankan pernikahan ini?" tanya mediator lugas.
"Saya hargai keinginan Saudara Nathan," sahut Alinda, menatap sendu pada Nathan. Alinda kemudian menggeleng. "Tidak ada pembelaan dari diri saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua Bersama Alinda | Short Story
Romance"Apakah kamu dan dia berzina?" "Apa kamu ingin aku berbohong, Nathan?" Alinda menggenggam pergelangan tangan Nathan yang mencekiknya.