"Kenapa kamu tampak murung begitu, Nathan?" tegur Neta prihatin. Entah hari keberapa Nathan berada di kantor, tak pulang ke rumahnya.
"Kamu sudah melakukan apa yang aku minta?" tanya Nathan datar. Matanya fokus ke proposal yang ditawarkan vendor padanya.
"Kamu betul ingin membayar Pers agar menghapus semua berita jelek tentang istrimu?"
"Neta, Neta, Neta," kata Nathan kesal. Dia mendongakkan kepalanya, menatap Neta tajam. "Kenapa sejak ada berita istriku selingkuh, kamu bersikap tidak profesional seperti ini? Lakukan saja apa yang kuminta."
"Tapi, Nathan, istrimu telah menyakitimu seperti ini. Aku tidak tega kamu berkorban lagi, dengan membersihkan namanya...," kata Neta sedih.
"Aku tidak berkorban, Neta. Aku melakukan ini untukku sendiri. Orang akan menganggapku pria lemah. Menjaga istri saja tidak becus!"
"Benarkah?"
Nathan mengangguk. "Lakukan apa yang aku minta, oke?" Dia diam sejenak, lalu melanjutkan ucapannya, "Oh ya minta lawyer dari firma hukum langganan kita, untuk mengurus perceraianku."
"Kamu... kamu serius, Nathan?" tanya Neta kaget.
"Ya, dan satu lagi, aku tidak masalah dengan harta gono-gini yang kemungkinan akan digugat Alinda. Aku tidak peduli dengan hal itu, yang penting aku bisa lepas saja dari Alinda."
"Kamu bukan seperti dirimu, Nathan."
Memang aku bukan diriku lagi, pikir Nathan pahit. Aku lelah menjadi Nathan yang penyabar. Aku lelah menjadi Nathan yang menantikan cinta dari wanita yang tak punya harga diri seperti Alinda. Lagipula, Alinda tidak bahagia bersamaku. Jika dia bahagia, dia tidak mungkin kan semakin addicted minum? Tidak mungkin pula dia mengkhianati aku. Perceraian adalah jalan satu-satunya untuk kita berdua bahagia.
Perceraian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua Bersama Alinda | Short Story
Romance"Apakah kamu dan dia berzina?" "Apa kamu ingin aku berbohong, Nathan?" Alinda menggenggam pergelangan tangan Nathan yang mencekiknya.