"Kamu terlalu dibutakan oleh cinta, Nathan," pendapat Neta. "Alinda tidak mencintaimu. Selama kalian menikah, aku melihat tak ada sekali pun dia berusaha untuk membahagiakanmu. Yang dikerjakannya hanya minum, tidur, dan pergi shooting film. Dia tak pernah menganggapmu sebagai suami."
Nathan menyadari apa yang dikatakan Neta benar adanya. Dia mengangguk setuju. "Tolong, Neta, atur semua jadwalku, tunda semuanya. Aku harus bertemu Alinda sekarang. Aku takkan bisa berkonsentrasi bekerja jika aku membayangkannya bersama pria lain!"
*
Nathan mencintai Alinda dengan sepenuh hati pria itu. Alinda bisa diam saja di hadapannya, tidak melakukan apa-apa, dan dia akan tetap mencintai Alinda.
Bukan hanya kecantikan istrinya yang memikat hatinya, tapi cara Alinda menatapnya, bicara padanya, melayaninya di tempat tidur, dan masih banyak hal yang membuat Nathan tak bisa lepas dari Alinda.
Begitu turun dari mobilnya, Nathan bergegas masuk ke dalam rumahnya. Dia memanggil-manggil Alinda dengan suaranya yang tinggi. Tak lama kemudian, muncul istrinya yang dibalut lingerie tipis dengan rambut hitamya yang acak-acakan.
"Alinda! Kamu mabuk, hah?" bentak Nathan menghampiri istrinya berjalan terhuyung-huyung ke arahnya.
Di tangan wanita itu terdapat satu botol anggur yang terisi setengah. "Kamu tumben sudah pulang. Sekarang sore atau pagi ya?" Tiba-tiba Alinda tertawa. "How the f*ck do I know!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua Bersama Alinda | Short Story
Romance"Apakah kamu dan dia berzina?" "Apa kamu ingin aku berbohong, Nathan?" Alinda menggenggam pergelangan tangan Nathan yang mencekiknya.