#Harap bijak memilih bacaan. Ini adalah genre thriller, misteri dan ada sedikit romance.
Selamat membaca
#Enjoy
****
Alisa Mumtaza Zahra gadis desa yang pindah ke kota karena ayahnya mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan.
Sky High School adalah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Jarvis Malik Hakan Alisa Mumtaza Zahra Darren Alfarezi
***
|Sky High School|
°°°
Genre thriller / misteri
****
Alisa duduk tenang sambil membaca buku kimia. Lalu datanglah empat anggota OSIS yaitu Jarvis, Darren, Tegar dan Kristal yang membawa kotak amal ke kelasnya. Namun, Alisa tak menyadari itu, ia masih fokus memahami sesuatu yang sampai saat ini belum dimengerti.
"Assalamualaikum, innalilahi wa innailaihi raji'un. Telah berpulang ke rahmatullah, ibu dari teman, sahabat kita, Dion Baskara," ujar Jarvis dengan wajah turut berdukacita.
"Innalilahi wa innailaihi raji'un," ucap mereka serempak.
"Marilah kita membantu menyumbang sedikit harta kita untuk ikut melunasi utang beliau," tambah Tegar.
Ketiga teman Tegar menoleh seketika. Laki-laki itu mengangkat alisnya seolah-olah bertanya, apakah ada yang salah dengan ucapannya?
"Nggak gitu juga kali," bisik Darren.
"Lah? Memangnya gue salah? Ibu Dion 'kan banyak utang," balas Tegar.
"Ya, nggak perlu koar-koar bahas utang almarhumah," timpal Jarvis dengan tatapan tajam.
"Udah, nggak usah ribut," tegur Kristal.
Alisa mengambil dompetnya di dalam tas. Ia tidak punya cukup uang. Mungkin hanya sekitar seratus lima puluh ribu itu pun untuk membeli LKS.
Kristal berjalan mengitari ruang kelas, sesekali ia berterima kasih saat murid X IPA 1 memberikan sumbangan yang cukup banyak. Mereka seperti tidak takut mengeluarkan uang.
Kristal tersenyum manis saat tiba di meja Shana lantas menyapanya. Shana membalas sapaan Kristal kemudian memasukkan dua lembar uang seratus ribu ke dalam kotak amal.
"Terima kasih, Shana," ucap Kristal.
"Sama-sama," balas Shana.
Bukan hanya Shana yang Kristal berikan senyuman manisnya tetapi Alisa juga. Perempuan itu sepertinya baik, pikir Alisa.
"Terima kasih," ucap Kristal ketika Alisa memasukkan uang lima puluh ribu ke dalam kotak amal.
