SHS - 23

111 15 3
                                    

Bagaimana perasaan kalian ketika orang yang disayangi sedang berada di ruang ICU dengan banyak alat medis terpasang di tubuhnya. Lalu seorang laki-laki dianggap sebagai cinta pertama di penjara dalam waktu lama.

Sakit, sampai Alisa tidak bisa mendeskripsikan sakit itu seperti apa. Dia sangat terluka, beberapa kali kalimat penenang dilontarkan oleh Jarvis dan teman-temannya yang lain. Namun, masih saja Alisa tak kuasa menghadapi nya.

Lastri baru saja selesai membesuk Sulaiman di penjara. Saat mendengar kabar dari Alisa kalau kondisi Yusuf kritis, langsung berlari tanpa peduli dengan orang-orang sekitarnya yang hampir ia tabrak. Namun, tak lupa mengucapkan permintaan maaf meskipun mereka masih sebal dengan Lastri.

"Yusuf, jangan buat ibu khawatir, nak," ucap Lastri berdiri di pinggir jalan raya sambil melambaikan tangan kepada taksi yang lewat. Tangannya keringat dingin dan kaki sedikit gemetar.

Setelah beberapa menit, taksi pun berhenti,"Rumah sakit Melody, Pak."

Dalam perjalanan hanya doa untuk Yusuf yang Lastri langitkan. Dia terus-menerus mengetuk pintu langit agar Allah mengabulkan doa-doanya. Lastri butuh kedua anaknya, jangan sampai Yusuf dan Alisa pergi. Namun, ia tersadarkan bahwa semua yang dimilikinya di dunia ini milik Allah.

Sesampainya di rumah sakit Melody, Lastri berjalan terburu-buru dengan perasaan yang menggebu-gebu. Ia tidak tenang sebelum melihat kondisi Yusuf dengan mata kepalanya sendiri.

Alisa melihat kedatangan ibunya membuat ia sedikit lega dan langsung menghambur ke dalam dekapan Lastri.

"Bu, Yusuf, Bu, " kata Alisa dengan suara bergetar. "Alisa nggak mau Yusuf kenapa-kenapa."

"Iya, Ibu paham, Nak. Kita harus sabar dan berdoa sama Allah agar Yusuf diberi kesembuhan," ujar Lastri menenangkan Alisa padahal dirinya juga butuh penenang.

"Tapi, kenapa sampai sekarang dokter belum keluar juga, Bu. Apa Yusuf bakal baik-baik saja?" Alisa berlinangan air mata, dalam keadaan seperti ini yang ia butuhkan hanya pelukan Lastri.

"Yusuf pasti baik-baik saja, Al." Air mata yang berusaha Lastri tahan kini keluar tanpa ia minta.

Shana yang sedari tadi melihat kerapuhan ibu dan anak itu merasa kasihan dan ikut menangis. Begitu pula dengan Zelika, teman sekaligus orang yang Yusuf kagumi.

Sedangkan laki-laki yang menyandang gelar sebagai kekasih Alisa hanya terdiam dan mengutak-atik handphone. Seperti ada hal yang  penting sampai-sampai fokus Jarvis tak teralihkan.

Benar saja, Jarvis geram ketika ada pesan masuk dari Tegar. Ia pun melirik Darren yang juga membisu tanpa ekspresi. Darren mengalihkan perhatiannya kepada Jarvis sambil menautkan alis.

Jarvis mengirimkan ulang isi pesan Tegar kepada Darren. Merasa ada notifikasi berbunyi, cepat-cepat Darren buka dan melihat  nya.

"Gue udah di tempat lokasi di mana Yusuf di pukul. Gue juga sudah periksa CCTV tapi sayangnya semuanya mati."

"Kalian nggak usah khawatir, ada satu CCTV yang masih nyala dan merekam semua kejadian waktu itu."

"CCTV bagian barat, rumah kosong."

Hal yang paling membuat Jarvis dan Darren penasaran adalah kenapa di rumah kosong tersebut ada CCTV yang masih nyala? Penasaran mereka terjawab ketika Tegar tiba-tiba mengirimkan sebuah foto di grup yang hanya berisikan mereka bertiga.

Foto tersebut diambil dari CCTV yang memperlihatkan seorang Lukka bersama dua orang yang terlihat sedikit lebih dewasa seperti sedang berbincang. Difoto berikutnya, ada beberapa siswa yang dicurigai sebagai pelaku kekerasan itu diberi uang oleh Lukka.

Sky High School { The End }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang