Akhiri cerita kalian hari ini dengan kalimat "Seumur hidupku, aku tidak tahu kalau aku mempunyai ayah."
Sejak otakku bisa mengingat, aku hanya mengenal Ibu.
Beliau yang menggendongku ketika aku kelelahan.
Beliau yang menghiburku di kala aku menangis kesakitan saat belajar naik sepeda.Beliau juga yang pulang malam selepas bekerja, tapi selalu menyempatkan diri membacakan ku cerita atau mengajariku banyak hal.
Di rumah mungil ini, aku hanya melihat Ibu.
Yang terjaga pagi buta untuk memasak.
Yang paling terakhir tidur untuk membelai kepalaku.Saat aku bagi rapor, hanya Ibu yang hadir menemani.
Saat aku ikut lomba, hanya Ibu yang mendukungku sepanjang waktu.Mereka bilang, harusnya Ibu tak sendiri.
Namun, aku tak pernah merasa ada yang lain.Siapa?
Uang yang diterima dari siapa?
Aku tak pernah melihat sosoknya dalam keseharianku.
Sosok itu raib. Tak pernah peduli padaku dan apa yang terjadi.
Hidupku untuk membahagiakan Ibu.
Bukan yang lain.Seumur hidupku, aku tidak tahu kalau aku mempunyai ayah.
20 June 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertunas Setiap Hari
Non-FictionApa yang kamu pikirkan setiap baru membuka mata? Tentang rencana hari ini? Tentang mimpi yang ingin dicari? Atau justru duka malam tadi? Ini kisah acak tentang pikiran-pikiran yang muncul ketika menyesap teh, menghidu aroma kopi, menatap tetes huja...