Apa yang kamu pikirkan setiap baru membuka mata?
Tentang rencana hari ini?
Tentang mimpi yang ingin dicari?
Atau justru duka malam tadi?
Ini kisah acak tentang pikiran-pikiran yang muncul ketika menyesap teh, menghidu aroma kopi, menatap tetes huja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku duduk sendirian di reruntuhan kastil yang pernah menjadi tempat kekuasaanku. Angin malam yang dingin berembus keras, menghantarkan aroma kehancuran dan penyesalan yang tak terelakkan.
Aku penguasa jahat! Aku telah menimbulkan penderitaan di dunia ini. Sayangnya, aku baru menyadari ketika kematian menekak leher dikalungi rasa penyesalan yang membakar hati.
Aku adalah penguasa yang dipenuhi ambisi tak terbatas. Dalam niatku untuk mendapatkan cincin kekuasaan, aku telah mengabaikan nilai-nilai kebaikan dan persahabatan. Dalam prosesnya, aku telah kehilangan jiwa dan hati yang pernah kumiliki.
Kastilku yang dulu gagah kini hanya puing-puing dan saksi bisu dari kejatuhanku. Aku teringat pada pertarungan sengit dengan para pahlawan yang berjuang dengan gagah berani melawan penindasan yang kuwujudkan. Mereka berjuang demi kedamaian dan keadilan, sedangkan aku hanya terperosok dalam keserakahan.
Tinggalah aku, sendiri di dalam kehampaan yang melanda. Aku melihat puing-puing kehidupanku yang terpencar di sekitarku. Bagaimana aku bisa menjadi seperti ini? Bagaimana aku bisa membiarkan kejahatan membutakan mata hati? Kesalahan-kesalahan masa laluku terpampang jelas di hadapanku, dan penyesalan pun merasuki setiap serat tubuhku.
Tiba-tiba, suara terdengar di balikku. Seorang pria tua yang bijaksana dan penuh belas kasihan mendekatiku. Dia mengenakan jubah panjang dan janggut yang lebat, Gandalf. Dengan penuh empati, dia melihatku dengan tatapan hangat.
"Gelap telah menguasai jiwamu, tetapi masih ada kesempatan untuk memperbaikinya," ucapnya dengan suara penuh penekanan. "Bersatu dengan mereka yang berjuang. Carilah pengampunan dan bantu mereka memulihkan kerusakan yang telah kau sebabkan."
Aku menatapnya masygul. Apakah mungkin aku dapat menebus kesalahan masa laluku? Apakah aku dapat menemukan kembali cahaya dalam jiwa yang kini gelap ini?
Ya, mungkin langkah-langkahku penuh keraguan. Namun, setiap hari, aku akan membantu memulihkan kerusakan yang aku sebabkan sendiri demi memperbaiki hati nurani yang kini hampir mati.
Dalam perjalanan ini, aku belajar tentang arti sejati dari kebaikan, persahabatan, dan pengorbanan. Aku menyadari bahwa kekuatan yang sesungguhnya terletak kesadaran untuk terus berubah ke arah yang lebih baik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
25 June 23
Oke..... AI emang horror. Aku butuh seting lokasi karena nggak nonton semua film di atas. Dan hasilnya ngeriiii...
Jadi dong satu cerita. 😱😱 Aku ga copas dari sini, kok.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
