Aku terdiam menatap panci berisi air tawar.
Bening hingga terlihat dasar pancinya.
Pikiranku tertanam pada rasa lapar.
Beras mahal! Harga-harga menggila hanya karena sang penguasa.
Rakyat jelata hanya bisa menatap nanar pada mi instan yang baru kucelupkan di air yang mulai bergejolak
Telur?
Tiada.
Aku tak mampu menambahkan protein ke dalamnya.
Aku tak punya lagi semangat untuk berjuang.
Negeri ini terasa melelahkan
Bolehkah jika aku menikmati miku sejenak meski hanya bumbu tanpa gizi di dalamnya?
Aku terdiam ketika mi-ku tak kunjung melunak.
Ternyata apinya padam.
Seiring habisnya gas yang tak mampu lagi kubeli karena mahalnya.
Semoga dimudahkan kita semua melewati semua ujian kehidupan
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertunas Setiap Hari
SaggisticaApa yang kamu pikirkan setiap baru membuka mata? Tentang rencana hari ini? Tentang mimpi yang ingin dicari? Atau justru duka malam tadi? Ini kisah acak tentang pikiran-pikiran yang muncul ketika menyesap teh, menghidu aroma kopi, menatap tetes huja...