Silahkan kunjungi work DWC peserta yang nomor urut pendaftaran nya ada di bawahmu, kemudian buatlah lanjutan cerita untuk cerita HARI KEDUA yang telah dibuat.
Tokoh utama, latar, dan alur cerita yang kalian dapatkan tidak boleh diubah sama sekali.
Cerita miik @mutiateja
Arka menatapku dengan pandangan ganjil yang tak bisa kubaca. Namun, mata indah itu segera beralih ketiba Ibu meminta melihat hasil fotonya di layar pindai kamera. Ada tawa yang merekah memamerkan deretan gigi putih yang rapi. Cowok itu terlihat sedikit bersinar. Mungkin karena cahaya matahari yang memantul cerah di belakangnya.
Entahlah.
"Nak Arka, mau makan bareng?" Kallimat Ayah tiba-tiba membuat jantungku meompat.
"Wah, saya tidak mau mengganggu, Om," tolak Arka haus yang entah kenapa membawa rasa kecewa di dada. Eh? Kenapa? Kenapa aku kecewa? Padahal kalau dibilang 'makan bersama'' itu artinya dia akan makan bekal yang kami bawa dari rumah untuk menghemat pengeluaran.
"Enggak, kok." Bunda menimpali. "Bunda bawa makan banyak, kok. Malah takut nggak habis kalau nggak ada kamu."
Wow! Sejak kapan Bunda pandai membujuk?
Kedua adik kembarku pun ribut menarik-narik tangan Arka agar mau ikut. Kenapa pula mereka kompak sekali hari ini.
"Baikan kaau begitu. Mohon bantuannya," balas Arka dengan sangat sopan.
Fandry dan Fadi bersorak heboh!
Sementara Arka bergerak ke arahku dan berbisik, "Kamu .... nggak keberatan, kan?"
Tanpa sadar aku menggeleng keras.
18 Feb 24
Mengapa jadi romansa pemirsaaa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertunas Setiap Hari
No FicciónApa yang kamu pikirkan setiap baru membuka mata? Tentang rencana hari ini? Tentang mimpi yang ingin dicari? Atau justru duka malam tadi? Ini kisah acak tentang pikiran-pikiran yang muncul ketika menyesap teh, menghidu aroma kopi, menatap tetes huja...