Di sudut hati yang paling dalam, aku menyimpan kenangan tentang pria itu—seperti reruntuhan suci yang masih berdiri teguh meski telah ditinggalkan. Enam tahun silam, aku melepaskan cinta demi sebuah kepatuhan, meyakini bahwa dalam setiap ketundukan pada Ilahi terdapat hikmah yang tak terjangkau oleh akal.
Setiap hari berlalu seperti lembaran kertas yang terlipat rapi, menyembunyikan cerita yang tak pernah benar-benar usai. Hatiku, layaknya langit yang selalu menanti datangnya fajar, berharap pada sebuah keajaiban yang mungkin tak pernah tiba.Namun, keajaiban itu datang, tidak dengan gemerlap kilat atau guntur yang menggelegar, tapi dalam kesederhanaan—Adam, berdiri di ambang pintu, membawa segenggam harapan dan secercah masa depan. "Aku di sini untuk meminta izin pada orang tuamu agar menikahimu." Suaranya adalah melodi yang telah lama hilang dari simfoni hidupku.
Perasaanku padanya adalah puisi yang tak pernah selesai ditulis, sebuah nyanyian hati yang terus berkumandang meski kadang hanya dalam bisikan.Cinta kami adalah bukti bahwa dalam setiap keputusan yang diambil dengan hati yang tulus, Allah menyimpan rencana yang indah, menunggu waktu yang tepat untuk diungkapkan. Dan mungkin, inilah esensi dari segalanya—bahwa kepatuhan kepada Allah adalah kanvas di mana cinta sejati dapat dilukis dengan warna-warna yang paling indah.
Buatlah cerita dari trope romance berikut sesuai dengan bulan kelahiranmu:
Ex to Lovers
------------------
6 Feb 24
HOEEEEK.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertunas Setiap Hari
SaggisticaApa yang kamu pikirkan setiap baru membuka mata? Tentang rencana hari ini? Tentang mimpi yang ingin dicari? Atau justru duka malam tadi? Ini kisah acak tentang pikiran-pikiran yang muncul ketika menyesap teh, menghidu aroma kopi, menatap tetes huja...