Bluze menghela napas kasar, batu raksasa di depannya sudah hancur berkeping-keping tanpa sisa. Amarahnya menguasainya secara penuh hingga menghancurkan batu raksasa itu.
"Bajingan... Semuanya sangat merepotkan! "
Dia terduduk di rerumputan luas dengan baju acak-acakan, rambutnya dan mental nya pun begitu. Ancaman kepada anak dan orang-orang tersayang disekitarnya semakin membesar tanpa merasa kasihan kepada Bluze. Semuanya benar-benar kacau.
"ARGH!! "
Dia mengusap rambutnya dengan kasar, membuatnya semakin berantakan dan tidak teratur, beberapa helai berjatuhan di rerumputan dan bersinar terkena sinar matahari. Sayap miliknya membesar karena emosi dan kekuatannya yang tidak stabil untuk sekarang, dan dia tidak memperdulikan nya.
'Kenapa semakin rumit? Kenapa... Kenapa tidak berjalan sesuai dengan rencana ku... '
Sementara di sisi Fred, dia merenungkan semuanya dan terduduk diam di tempat awal mereka bertengkar hebat. Dia sejak tadi terus mendengar ledakan-ledakan dan puing-puing yang ber tebangan di terpa angin dengan kencang, Bluze sangat marah sekarang
Dia bisa merasakan aura Bluze yang sangat kuat dan lemah disaat bersamaan. Dia hanya terduduk terdiam, walaupun hati nya gundah akan keselamatan dan kewarasan temannya.
"Hah... "
Dia menghela napas, berdiri dan meregangkan tubuhnya. Dia bersikap, bersiap menerima murka sangat teman dan pukulan yang dilayangkan nantinya, dia tidak bisa membiarkan temannya ditengah hutan berbahaya. Bisa saja hewan tidak berdosa mati ditangan Bluze
Berjalan dengan perlahan-lahan, dia melepas dasi yang melekat indah di lehernya dan menyimpannya di saku celananya, melonggarkan kancing kemeja miliknya lalu membenarkan kacamata di wajahnya
Bersiap menerima pukulan dan ajakan bertarung secara tiba-tiba. Namun disaat dia tiba, disana sudah kacau balau. Semuanya rusak tanpa tersisa terkecuali tempat yang Bluze duduki sekarang, tanah-tanah disekitar terlihat retak dengan beberapa pohon yang tumbang dan saling bersandar. Batu raksasa sudah menjadi puing-puing besar dan kecil di tanah
'Ya. Ayo kita tenangkan anak kecil yang merajuk' Dia berjalan mendekat, namun wajahnya justru menghantam dinding transparan yang melindungi tubuh Bluze, jelas sekali Bluze tidak ingin di ganggu oleh nya ataupun oleh makhluk hidup lainnya. Namun jika dibiarkan, maka akan berbahaya bagi lingkungan sekitar
"Bluze-"
"Diam kau sialan "
Belum saja dia menyelesaikan ucapannya sudah terpotong oleh ucapan Bluze yang datar dan dalam. Fred menghela napas sekali lagi, lalu memukul pelan dinding transparan untuk memberi sinyal bahwa dia ada di dekat Bluze
"Akan sampai kapan kamu seperti ini? "
Bluze terdiam sejenak, Fred bisa merasakan dirinya terdorong kebelakang. Dinding transparan itu semakin melebar dan mendorong paksa Fred untuk menjauh
"Bluze... Kamu dan aku.. Kita sama-sama egois " Fred menatap temannya yang tetap terdiam, dia hanya bisa tersenyum kecil, dinding transparan itu berhenti untuk membuatnya mundur lagi
"Aku egois. Itu yang kamu bilang "
'Dia benar-benar merajuk, lucu sekali ' Fred hanya bisa terdiam lalu terduduk tepat dibelakang Bluze. Menunggu sang teman untuk membiarkan dirinya mendekat
"Benar... Kau sangat egois sekarang "
Mereka terdiam sejenak, lalu dinding transparan itu kembali mendorong Fred menjauh, yang mana membuat Fred kepalang panik
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi [End]
RandomNelson tidak pernah tahu kalau dirinya adalah seorang reinkarnasi dari dewa cahaya, begitu juga dengan teman dekatnya yaitu nightD reinkarnasi dari dewa kegelapan warning ⚠ - karakter o'oc - my au - kebanyakan drama -BxB? -short nelson au -fantasy...