Cahaya beacon masih bersinar dengan darah yang terciprat di batu-batu kristal, Nelson ditemani oleh MoenD melawan mutan zombie serta endermen yang mencoba mengkontaminasi cahaya beacon
Masih dalam wujud dewa nya, dia dengan mudah membunuh semuanya dengan bantuan cahaya dan juga tanaman merambat, begitupun dengan MoenD yang menciptakan kubah tanaman berduri yang melindungi beacon
"Kau belum menjelaskan apapun kepadaku Nelson "
SRING!—
AAAARRRRGGGGHHHHH!!!
Suara auman dari salah satu mutan berhasil mengganggu konsentrasi beberapa pasukan dan juga murid-murid yang ikut turun di medan perang
"Aku tau—kheuk! Aku berjanji akan menjelaskannya "
ZZZZRRRTTTT!!!
KHIEKH!!
Nelson dan MoenD berlumuran darah hitam serta merah dari makhluk yang mereka lawan
.
Tubuh yang berbalut cairan hitam, serta pakaian putih yang ternodai oleh dosa-dosa tak terhingga. Tangan putih pucat itu dengan gemetar mengusap wajahnya yang dibanjiri oleh keringat dan terciprat cairan hitam, tangan yang menggenggam pedang dengan erat dan berdiri dengan tegap. Di depan matanya dia melihat teman-teman nya yang berjuang hingga akhir nyawa demi melindungi kota
'Tidak seharusnya terjadi... Semua ini... Seharusnya tidak terjadi ' tangannya gemetar melihat bagaimana satu persatu temannya mati ditangan makhluk itu, perasaan bersalah dan juga amarah mengguncang nya dengan kuat.
"Nelson "
Mata hijau itu melirik MoenD yang ada di sisi nya, napasnya terengah-engah dengan seluruh badannya yang gemetar, isi pikirannya kacau dan dia hampir saja tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri jika MoenD tidak memanggilnya tadi
"Maaf... Aku akan mengurus sisa nya, kau beristirahat saja—"
Belum sempat Nelson menyelesaikan ucapannya, pundaknya ditepuk oleh MoenD yang menatapnya dengan tajam, luka dimana-mana serta darahnya yang bercampur dengan cairan hitam masih menempel dibaju dan kulitnya, peperangan ini masih awal, dan baru saja dimulai.
"Seharusnya aku yang bilang begitu, energi mu akan habis jika seperti ini terus. Kami membutuhkan mu untuk mengamankan beacon, Nelson. " sebagai teman, MoenD tidak bisa melihat Nelson yang terus menerus mengeluarkan mana untuk menyembuhkan luka, melindungi teman-teman yang lain, serta membunuh sebagian besar makhluk itu. Jika seperti ini terus, maka Nelson akan kehabisan energinya
Tentu Nelson hanya terdiam, selama ini dia selalu berada didepan untuk memimpin kesuksesan peperangan ini, namun tidak pernah menghiraukan energinya yang perlahan-lahan terkuras, terlebih ketika sinar beacon mulai meredup dan cahaya yang dipancarkan semakin melemah.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir kan aku. Tidak perlu membuang rasa khawatir mu kepadaku, kau tau siapa aku kan? Jadi jangan khawatir "
MoenD membenci melihat senyuman yang dipasang Nelson, dia tau Nelson bukanlah makhluk biasa, dia adalah sang pencipta dan juga makhluk suci yang patut disembah. Namun, jika seperti ini terus, maka Nelson bisa mati secara perlahan-lahan
"Nelson, serahkan sebagiannya kepadaku. Kau sudah membantu banyak "
Terdiam, dia tidak bisa membantah ketika melihat mata MoenD yang menunjukkan perasaan bersalah kepadanya
".... Baiklah " genggamannya pada pedang semakin erat hingga membuat tangannya gemetar, dia khawatir MoenD akan berakhir dimedan perang ini
'Aku ini dewa... Kenapa aku tidak bisa menghentikan peperangan ini? Apa maksud dari keberadaan ku jika aku tidak bisa menghentikan peperangan... ' tubuhnya gemetar, mempertanyakan kehidupannya dan keberadaan nya, mempertanyakan segalanya dan menyalahkan dirinya sendiri. Semua ini masih permulaan namun sudah banyak korban yang tumbang, naga bencana belum mengeluarkan aura ataupun ledakan mana yang menandakan kematiannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi [End]
RandomNelson tidak pernah tahu kalau dirinya adalah seorang reinkarnasi dari dewa cahaya, begitu juga dengan teman dekatnya yaitu nightD reinkarnasi dari dewa kegelapan warning ⚠ - karakter o'oc - my au - kebanyakan drama -BxB? -short nelson au -fantasy...