12

501 57 41
                                    

NightD kembali ke gedung dengan moenD dan mefelZ, mereka ingin mengajak nelson ikut tapi dilarang oleh kepala sekolah. Tentu nelson menolak, namun setelah berdebat dengan papanya yang keras kepala seperti dia. Akhirnya nelson menyerah dan mengikuti perintah papanya

"Kalau nelson ikut pasti seru"

Mereka sedang berkumpul diruangan nightD dan nelson, menonton sebuah anime di laptop mefelZ dengan memakan jajanan yang dibeli oleh mefelZ dengan uang mereka bertiga

"Mungkin dia dijadikan saksi dan juga korban atas perbuatan Laura" Jawab mefelZ sambil membenarkan kacamata nya yang melorot

" Kan memang Nelson yang menjadi korban sekaligus saksi, dan juga Tadi aku lihat muka pak bluze, serem"lanjut nightD

Mereka menghela nafas bersamaan, lalu kembali melihat layar laptop dengan pandangan teliti

"𝘈-𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢"

"𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘰𝘩𝘰𝘯𝘨! 𝘉𝘶𝘬𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯"

"𝘉-𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘶!? "

Mereka menonton detektif Conan dengan cermat dan teliti, mereka juga ikut serta menebak Siapa pelaku atas kejadian pembunuhan yang terjadi

Tidak ada tebakan dari mereka yang benar, semuanya melenceng dari jawaban Sang detektif Conan yang hebat ini

"Bukanya bisa mecahin kasus, aku malah jadi tau bagaimana menjalankan aksi pembunuhan tanpa dicurigai"
Jawaban mefelZ sepertinya mewakili isi hati kedua sahabatnya itu, mereka kembali menonton anime tersebut, setelah episode yang mereka tonton telah habis, mereka memutar kembali lanjutan dari episode yang mereka tonton. Mungkin mereka ingin menghabiskan episode yang ada di anime [ detective Conan ] ?

.

Nelson terjebak didalam ruangan dengan papa nya yang mengoceh dengan nada dingin. Mengoceh kepada ponsel yang melakukan panggilan kepada pria brengsek, kata papanya.

Menatap papanya dengan santai dan sesekali memakan kue, dia heran. Kenapa kue yang terus dia makan  tidak pernah habis? Padahal sudah lama dia makan

" Kerjasama kita putus sekarang juga, aku tidak ingin mendengar alasanmu lagi" Ucap papanya dengan sedikit tinggi, lalu mematikan ponselnya dengan kasar dan membanting nya kekursi yang dia tempati

Nelson menelan susah payah saat melihat mood papanya yang buruk
" Papa jangan marah, nanti cepet tua loh" Ucap Nelson

Nelson sedikit tidak takut kalau papanya marah, baginya papanya itu selalu seperti itu sejak awal. Dia juga pernah melihat papanya membanting komputer dan ponselnya disaat dia sedang marah atau stress

Lalu berjalan menuju kamar Nelson yang saat itu berusia 10 tahun dan memeluknya

"Papa tidak bisa menua Nelson " Desahan lelah mengakhiri kata bluze

Terduduk dengan keras dan memegang kepalanya
" Kamu boleh pergi, pastikan untuk makan dan Jagan tidur malam. Kantung matamu terlihat jelas" Ucap bluze yang masih menggunakan nada dingin dan serak

Nelson terlonjak kaget dan memaksa senyuman diwajah nya yang bercucuran keringat
"Aku selalu tidur tepat waktu kok, hanya... Saja aku selalu..... Bangun" Ucapan Nelson semakin mengecil saat diakhir kalimat

Itu membuat bluze menatapnya dengan kacamata yang ikut melorot, seolah membiarkan mata hijau tua milik bluze menatap jiwa Nelson yang meraung ketakutan

Bluze menghela nafas, lalu membenarkan kacamata yang melorot
" Pastikan untuk meminum susu sebelum tidur, itu akan membuatmu tertidur nyenyak" Jawab bluze
"Jika bermimpi buruk, telpon papa. Papa akan menemani mu tidur, atau nightD? " Ucap bluze

Reinkarnasi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang