"Tumben kau tidak membawa mobil?"
"Aku sedang malas, apa ayah keluar kota lagi?"
"Sepertinya begitu, mau melihat proyek yang bekerjasama dengan tuan Jong,"
"Kapan ayah kembali?"
"Besok juga sudah kembali, kau kenapa?"
"Tidak ada, hanya butuh sedikit healing,"
"Tumben? Sedang ada masalah?"
"Tidak!"
"Yakin?"
"Iya Phi ku sayang,"
"Lalu...semalam mobil siapa yang parkir di depan rumah?"
"Aku tidak tau, karna aku sudah tidur sejak sore,"
Sing sangat yakin jika Gulf dan Mew sedang ada masalah bahkan semalam Sing melihat mobil terparkir rapih di luar, awalnya Sing ingin menghampiri Mew namun iya tidak ingin ikut campur masalah mereka, hinga akhirnya Sing melihat Mew pergi begitu saja.
"Apa dia menyakiti mu?"
"Siapa yang phi maksud?"
"Siapa lagi jika bukan Mew,"
"Dia tidak menyakiti ku, hanya saja aku yang terlalu berharap,"
"Bukankah sudah aku ingatkan, tapi kau tidak mau mendengarkan,"
"Aku mencintainya Phi, entah mengapa aku begitu nyaman saat bersamanya,"
Jika sudah seperti ini tentu saja Sing tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya akan menunggu apa yang akan terjadi kedepanya nanti.
"Sudah sampai turunlah,"
"Malas sekali rasanya,"
"Jangan malas, nanti kau akan di marahi paman,"
"Kalo seperti ini, lebih baik aku jadi istri saja tidak perlu repot-repot bekerja,"
Plakkk...
"Sakit Phi,"
"Kalau kau tidak bekerja, anak mu mau kau kasih makan apa bodoh,"
"Ada kakek nya yang akan menanggung semuanya Phi, dan lagi pula mana tega ayah melihat cucu nya kekurangan,"
"Dasar anak durhaka, cepat turun dan bekerja dengan benar,"
Tentu saja Sing sangat malas mendengar ocehan Gulf, di sepanjang jalan menuju lantai tujuh itu Gulf tidak berhenti mengomel dan hinga akhirnya sampailah mereka di ruangan masing-masing.
"Phi Luke!"
"Sudah sepuluh menit aku menungu mu,"
"Aku tidak bertanya, untuk apa Phi datang kesini?"
"Aku merindukan mu Gulf,"
"Dasar gombal,"
"Aku serius Gulf, kenapa kau selalu menolak ku?"
"Karna aku mengangap mu seperti Phi ku sendiri, dari dulu hinga sekarang aku masih menganggap mu seperti itu, karna kau selalu melindungi ku,"
"Lalu bagaimana dengan perasaan ku?"
Gulf mendekat pada Luke dan membelai wajah tampan itu.
"Maafkan aku Phi, tapi aku lebih nyaman jika kita hanya sebagai adik dan kakak, dan aku yakin jika suatu hari nanti kau akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari ku,"
Luke memeluk Gulf hatinya terluka saat mendapat penolakan untuk yang kesekian kali, tapi Luke tidak bisa memaksakan Gulf harus menyukai dirinya.
"Kau tau? Aku mencintaimu sejak dulu hanya saja aku tidak berani mengatakan padamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang ketiga (Diterbitkan)
Romance"Gulf, maafkan aku," "Pergilah Phi, dan jangan pernah lagi kau menemuiku dan Rain,"