~Selamat membaca~🦋🦋🦋
"Kalian mau ikut nggak ?" Tanya seorang laki-laki yang bernama Kevin Oktavio kepada dua orang yang sekarang sedang bermain game online di sofa. Kevin dan dua orang temannya sekarang
berada di markas e-Frost.Kamu pasti punya gambaran kalau markas e-Frost itu seperti markas-markas yang lain. Jangan bandingkan markas e-Frost dengan yang lain karena markas ini beda.
Di markas e-Frost ini terdapat fasilitas layaknya sebuah rumah yang di tinggali oleh sanak keluarga. Agar kurang percaya kalau di markas ini ada lapangan besar di belakangnya. Karena markas ini dulu adalah sebuah rumah yang dimiliki oleh paman Kevin yang akan di berikan kepada akan keduanya.
Tetapi setelah rumah ini jadi, anak kedua dari paman Kevin sudah memiliki rumah sendiri di Kanada dan ingin bertempat tinggal disana juga.
Alhasil paman Kevin berkeinginan untuk meratakankannya dan membuatnya menjadi lapangan dan kolam renang. Tetapi sebelum paman Kevin meratakannya, Kevin meminta kepada pamannya untuk mendapatkan rumah itu.
Tentu saja gratis karena paman kevin memberikannya cuma-cuma. Karena e-Frost juga membutuhkam markas jadi rumah tersebut dijadikan markas e-Frost. Semua anggota pun menyetujuinya. Mereka merenovasinya rumah itu menjadi markas e-Frost saat ini.
"Kemana?" Tanya lelaki yang masih sibuk menatap ponselnya. Ia adalah Eric Anggara. Sekarang ia dan Abdul sedang bermain game.
"Cari makan," ucap Kevin yang sudah siap untuk pergi.
"Ikut. Tapi tunggu bentar lima menit lagi. Ini gue pasti menang!!!" ucap Eric menyuruh Kevin menunggunya. Eric memainkan game itu dengan jari-jari tangannya yang sangat lincah.
"HALAH KELAMAAN!!!!! " kesal Kevin tak ingin menunggu. Pas sekali setelah Kevin berkata Eric memengakan permainan game online itu. Sontak Eric girang karena mengalahkan Abdul yang menjadi lawan mainnya.
"Gue menang, elo kalah..." ejek Eric kepada Abdul yang memasang wajah tak menerima kekalahan.
"Satu ronde lagi," kata lelaki bernama lengkap Abdul Syauqi tak menerima kekalahannya dengan Eric.
"Hahahhaha..... Iri kan Lo," jawab Eric memasang muka mengejek kepada Abdul.
Kevin yang melihatnya sudah muak untuk menunggu dan mendengarkan debat mereka. Ia langsung pergi meninggalkan Eric dan Abdul yang berdebat. Tau Kevin telah meninggalkannya, Eric lalu mengejar Kevin dan meninggalkan Abdul disana.
"Wehh malah ditinggal. Gue ikut, tungguin!!" ucap Abdul yang ditinggal oleh kedua temannya.
Sekarang tidak ada seorang pun yang berada di markas. Kevin, Eric dan Abdul keluar mencari makan. Sedangkan Geo dan Daniel tak tau entah kemana seperti Sasuke yang tak pulang-pulang entah kemana.
Kevin yang sudah siap melaju dengan motor hitamnya itu meninggalkan Eric dan Abdul. Eric dan Abdul cepat-cepat menyusul Kevin sebelum kehilangan jejaknya.
Eric menaiki motor yang berwarna hijau yang ia parkir di depan. Ia tak lupa memakai helm untuk keselamatannya jika saja ada polisi atau kecelakaan yang bisa terjadi padanya. Dan Abdul memakai helm langsung menaiki motor Eric dan duduk di belakangnya. Seketika Eric pun memulai perdebatan lagi.
"Turun nggak Lo dari motor gue!!!!" perintah Eric menyuruh Abdul untuk turun dari motornya.
"Motor gue di rumah. Udah yokk langsung susul Kevin. Lo laper kan?? " balas Abdul sambil menggeplak bahu Eric untuk cepat menyalakan mesin motornya.
Karena Eric tak mau kehilangan jejak Kevin yang sudah meninggalkannya tadi, ditambah dengan perutnya yang
sudah mengeluarkan suara yang khas akibat lapar. Ia langsung menancapkan gas menyusul Kevin.Dengan kecepatan yang lumayan tinggi Eric mengejar Kevin yang berada di depannya. Untung saja jalanan tidak ramai jadi Eric mempercepat laju kendaraannya. Di depan sana terlihat Kevin yang tak jauh darinya. Eric pun menghembuskan nafas lega setelah melihatnya.
Bersambung
Yuksss, ramein serame pasar malemm
Jangan lupa share ke temen dan vote and comment di kolom komentar
Saran + kritik juga boleh......🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Daniella [TERBIT]
Teen Fiction"Diam itu lebih baik daripada banyak hati yang terluka sebab lisan yang tak menjaga." Prinsip seorang Daniel Narendra. Wakil ketua dari e-Frost. Dibalik sikapnya yang pendiam, ia masih terjebak dalam masa lalu yang menyakitkan. Sampai ia bertemu de...