11.

26 9 0
                                    

~Selamat membaca~

🦋🦋🦋

Karina sekarang berada di depan teras kost menunggu seseorang datang. Ia bermaksud mengajak pergi untuk mencari makan.

Ella tak bisa menemani Karina untuk pergi makan di luar karena ada sesuatu yang penting yang harus ia kerjakan.

Seseorang menghentikan mesin motornya di depan kost Karina. Karina yang mendengar suara itu lalu menghampirinya. Berharap bahwa itu adalah motor dari orang yang ia tunggu tunggu.

Melihat pagar kost Karina melihat seorang laki-laki memakai jaket hitam sebagai luaran kaos putihnya.Lelaki itu tampaknya kesal karena Karina menyuruhnya untuk kesini. Karina lalu mendekatinya.

"Makasih udah kesini. Tapi, muka Lo kok asem gitu liat gue?" Tanya Karina.

"Hmm..." jawab lelaki itu. Ia adalah Kevin Oktavio.

"Ham... Hem... Apa ?? Gue ada salah sama Lo ?" Tanya Karina balik.

"Banyak." Ucap Kevin kesal.

"Gitu amat sama gue. Jadi ini lo gak ikhlas membantu orang yang cantik jelita ini ?"  Balas Karina yang dengan percaya dirinya melontarkan kata-kata itu kepada Kevin.

"Ikhlas."

"Alhamdulillah semoga amal kebaikan Lo di terima disisi Allah." Jawab Karina mendoakan.

"Aminn... Eh, lo kok doa in gue mati sih?!!" Sontak Kevin menyahut perkataan Karina dengan wajah tak kesal lagi.

"Salah ya? Kan mendoakan biar amal kebaikan lo di terima sama Allah, masak salah sih ??" Tanya Karina mengernyitkan dahi.

"Eh, bener juga ya. Tapi gue biasa denger kata-kata itu setelah orang meninggal??" Kevin pun bingung dengan kata-kata itu sendiri.

"Kalau dipikir-pikir jadi kepikiran." Jawab Karina.

'Kok malah bahas itu sih, ayok anterin gue ke warung makan." Sadar Karina karena terlalu banyak omong dengan Kevin.

Karina langsung naik ke atas motor dan duduk di belakang Kevin tetapi berhasil di hentikan oleh Kevin.

"Etss.. bentar. Kita berdua ???" Tanya Kevin.

"Ya. Udah ayokk jalan." Ajak Karina karena perutnya sudah mereog meminta makan.

"Kalau berduaan itu yang ketiga..." Sebelum di lanjutkan kata katanya oleh Kevin, Karina menyemprongnya dulu.

"Setannn!!!" sahut Karina.

"Nice." Jawab Kevin.

"Ya udah bentar. Tunggu disini jangan kemana-mana!!" Suruh Karina kepada Kevin yang masih di atas motornya itu.

Karina kembali masuk ke kost dan membawa seekor kucing di gendongannya.

"Kok bawa kucing ? Tanya Kevin.

"Katanya kalau berduaan yang ketiga setan. Yaudah gue ajak si Roro ini ikut lah. Kan sama-sama makhluk hidup." Jelas Karina.

"Ya nggak pake kucing juga lah. Kucing itu hewan bukan manusia."

"Yang bilang kucing manusia siapa??" Tanya Karina yang masih menggendong Roro.

"Ayokk, daripada gue berubah pikiran. Kucingnya gue ganti kecoa Lo mau ?" Ancam Karina.

"ya udah. Buruan naik."

Akhirnya mereka berdua pergi. Eh, salah bertiga. Dengan perut yang keroncongan Karina menanyakan sesuatu kepada Kevin.

"Pin? Lo tau nggak pecel yang enak sekitar sini?" Tanya Karina.

"Tau."

"Nah, kebetulan. Kesana aja, pin." Balas Karina.

"Kemana ?" Tanya kevin yang tak mendengar kata-kata Karina tadi.

"Ke warung pecel sekitar sini!!" Teriak Karina di dekat telinga Kevin yang tertutupi helm.

"Ya ya denger." Memang tadi Kevin tak mendengar perkataan Karina karena di ia fokus mengendarai ditambah suara-suara bising di sekitarnya.

Ketika di perempatan jalan Kevin berhenti menunggu lampu berganti hijau. Beberapa menit menunggu akhirnya ia berbelok ke kanan dan tak jauh dari belokan tadi ia menemukan warung makan langganannya. Kevin berhenti tepat di samping warung tersebut untuk memarkirkan motornya.

"Dah sampe. Turun." Pinta Kevin menyuruh Karina turun dari motornya.

"Eh lo ikut kan?" Tanya Karina setelah turun dari motor lelaki itu.

"Ya lah. Gue juga laper belum sarapan tadi." Jelas Kevin.

"Tolong lepasin ni helm dong. Gue bawa kucing nih." Ucap Karina meminta pertolongan Kevin untuk melepaskan helm yang masih di kepala Karina.

"Mana kucingnya." Kevin lalu menengadahkan tangannya untuk menggendong kucing itu.

"Nggak peka Lo" ucap Karina dengan suara pelannya.

"Apa ?" Tanya Kevin yang curiga Karina mengatakan sesuatu.

"Nggk papa." Setelah melepaskan helm dari kepalanya.

"Nanti anterin gue ke supermarket" setelah makan.

"Ngapain lagi ?"

"Mau beli sesuatu." Jawab Karina.

Karina dan Kevin kemudian masuk ke warung makan tersebut. Karina menarik tempat yang nyaman untuk makan bersama kucing dalam gendongannya.

"Bi'Yumi, Pesen 2 pecel yang satu istimewa kayak biasa." Ucap Kevin kepada BiYumi.

"Lho kok satu aja yang istimewa? Satu nya lagi ?"Tanya BiYumi bingung dengan perkataan Kevin.

"Satunya nggak istimewa." Jawab Kevin.

Karena Karina mendengarnya, maka ia pun menyahut sebelum BiYumi mengucapkan kata oke.

"satunya juga Istimewa." Sahut Karina dengan reaksi BiYumi yang kaget mendengarnya.

"Itu siapa mas Kevin ? Pacarnya ya ?" Tanya BiYumi menebak nebak karena tadi sempat masuk bersama ke dalam warungnya.

"Itu musuh saya, Bi. Nggk usah di ladenin." Jawab Kevin berbisik.

BiYumi yang terheran-heran karena Kevin yang termasuk pelanggan istimewanya kini mengajak seorang gadis ke warungnya. Tetapi menganggap gadis itu sebagai musuhnya. Pasti ada apa-apanya, batin BiYumi. Lalu membuat pesanan dari Kevin.

Tak lama menunggu pecel datang membawakan bau yang semerbak membuat perut Karina tambah keroncongan. Di depannya sekarang terdapat pecel yang diantar oleh BiYumi penjual pecel ini. Sedangkan Kevin langsung siap menyergap makanan yang ada di depannya.

"Kenapa Lo liatin tu makan. Bukannya di makan?"

"Gue mau foto dulu." Karina mengambil ponsel miliknya dari saku jaketnya. Ia menaruh Roro-kucing yang ia bawa di sampingnya.

"Ribet banget." ucap Kevin.

Kemudian melahap pecel menikmati sedapnya bumbu kacang. Karina menjepret foto pecel itu dengan kamera ponselnya. Karina lalu mengirimkan gambar itu kepada Ella.

Kemudian Karina baru menyantap makanan di depannya ini. Menikmati cita rasa pecel yang baru ia rasakan kenikmatannya. Keberuntungan bagi Karina karena Kevin mengajaknya ke sini.

Bersambung

Daniella [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang