21.

14 7 0
                                    

~Selamat membaca~

🦋🦋🦋

Hari ini Daniel dan Ella diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Mereka diantar oleh teman-temannya.

Setelah sampai Daniel bersandar di sofa rumahnya diikuti Raka yang di gendong Geo dan Kevin.

Rumah Daniel memang sepi. Tak ada orang yang menempatinya kecuali Daniel dan Raka adiknya. Karena setelah ibunya meninggal ayahnya juga izin untuk pergi ke jepang dengan alasan berkerja.

Dulu Daniel dan Raka di asuh oleh neneknya. Tapi karena usia neneknya yang semakin tua. Neneknya meninggal di usia Daniel yang ke-15.

Daniel hidup bersama Raka yang masih kecil. Tetapi ayahnya masih memberikan nafkah kepada keduanya.

“Lo istirahat aja dikamar. Biar gue sama Geo yang nemenin Raka. “Kata Kevin yang melihat Daniel agak pucat.

“Thanks, “Ucap Daniel ketika Kevin menawarkan diri untuk menemani Raka.

“Ya. Biasa aja lah sama kita-kita.” Sahut Geo.

“Raka sama kak Geo dan kak Kevin dulu ya. Jangan nakal-nakal.” Kata Daniel menghampiri Raka yang sekarang di gendongan Geo.

“Oke.” Raka membentuk tangannya menjadi oke kepada Daniel.

Daniel meninggalkan Raka bersama Geo dan Kevin di ruang tengah. Sedangkan Daniel melangkah menuju kamarnya.

Ia duduk di ranjangnya karena masih terpikirkan kejadian kebakaran kemarin. Ia juga tak tau apa yang membuat ia berani masuk dan menolong Ella.

Padahal ia mempunya semacam trauma disaat ia melihat api karena mengingatkannya pada ibundanya. Daniel kini berbaring di kasur miliknya dan memejamkan matanya sebentar agar lebih fresh.

*****

Geo dan Kevin sekarang menemani Raka. Karena Daniel sedang istirahat sebentar. Ia juga mencemaskan Daniel yang agak pucat setelah pulang dari rumah sakit.

“Ge, Lo nggk laper ?” Tanya Kevin yang tadi perutnya sempat mengeluarkan bunyi.

“Laper juga. Tadi gw gk sempet sarapan di rumah.” Jawab Geo yang kini bermain ular tangga dengan Raka.

“Makan yuk. “Ajak Kevin. Sepertinya perut Kevin sudah tak tahan lagi jika tak makan-makanan.

“Lo mau tinggalin Raka disini sendirian? “Jawab Geo mengernyitkan dahi.

“Kita ajak Raka juga lah. “

“Alah. Gw males keluar. Mager buwagettt.” Jawab Geo.

“Delivery an mau nggk ?”

“Nggk, biasanya gk sesuai sama apa yang gw harapkan.” Geo masih menjawab pertanyaan yang di lontarkan Kevin sambil bermain dengan Raka.

“Terus. Gimana nasib perut gw ini. Udah pada teriak-teriak minta makan. Nih!” Kevin kesal dibuatnya.

Memang lapar tak bisa di tahan. Tapi tak sebanding dengan menahan ngantuk. Itu tak bisa di ganggu gugat.

“Kita bikin mie aja di sini.” Ucap Geo setelah kepikiran ingin membuat mie.

“Yang bikin siapa ? Lo?” Tanya Kevin agak kesal.

“Lo lah kan yang pengen makan Lo.” Sahut Geo.

“Enak banget Lo. Gw yang bikin Lo yang langsung makan aja. “

“Yaudah berdua aja.”

“Terus yang jaga Raka siapa?”

“Raka ikut kita masak mie aja.” Ucap Geo sambil mengocok dadu.

“Terserah Lo deh. Gw mah yang penting bisa makan. “Jawab Kevin karena ingin membuat mie sekarang.

Mereka bertiga pergi ke dapur untuk memasak mie instan. Karena tak ada yang lain yang bisa di masak okeh keduanya kecuali mie instan.

“Raka tau mie instannya di mana?” Tanya Geo pada Raka yang sekarang duduk di kursi melihat dua orang teman kakaknya yang akan membuat mie instan.

“Di rak itu.” Raka menunjuk pada sebuah rak di atas dengan jari telunjuknya.

Kevin lalu membuka rak yang sudah di tunjuk oleh Raka. Benar adanya kalau disana ada beberapa mie instan yang di simpan di dalam tak itu.

“Stok Daniel banyak juga ya. Padahal dia bisa masak. Tapi tetap aja makan mie. “ Ucap Kevin terkejut setelah membuka rak itu.

“Kita minta dikit ya, Nil. Lo kan teman yang baik. “ Ucap Kevin sebelum mengambil empat buah mie di dalam rak. Tapi Kevin bingung harus pilih yang kuah atau goreng.

“Ge, kita masak mie kuah atau yang goreng ?” Tanya Kevin kepada Geo yang sekarang menunggu air mendidih.

“Terserah Lo.” Sahut Geo.

“Jangan terserah. Gw juga bingung mau yang mana.” Ucap Kevin yang juga menentukan pilihan antara mie goreng atau kuah

“Yaudah goreng aja. Raka kayaknya juga pengen makan “jawab Geo.
Mereka bekerja sama membuat mie instan buatan mereka.

Empat buah mie di masukkan kedalam panci berisikan air yang sudah mendidih. Sambil menunggunya Kevin mencampurkan bumbu yang berada dalam bungkus mie tadi.

“Kita tambahin telur juga gimana?” Ucap Geo memberi ide.

“Bisa juga.”

Geo mengambil telur di dalam kulkas lalu menceploknya menjadi telur ceplok ala Geo Pratama.

Setelah direbus Kevin meniriskan mie dan membuang airnya. Kemudian meletakkan mie itu di piring yang sudah di sediakan Geo tadi. Ia juga meratakan bumbu yang sudah disiapkan tadi agar tercampur dengan mienya.

Tak lama untuk Geo menyelesaikannya. Akhirnya telur ceplok buatannya jadi. Geo meletakkan setiap piring satu. Setelah selesai mereka membawa tiga buah mie yang sudah siap untuk di santap ke meja makan.

Ketika Geo dan Kevin akan menyuap mienya seseorang memencet bel rumah Daniel.

“Siapa sih yang ganggu orang makan aja. “Ucap Kevin yang langsung memakan mie di depannya tanpa memedulikan orang yang datang.

Tak terkecuali Raka yang sudah menyantap makanan yang dibuat oleh teman-teman kakaknya.

“Lo aja gih. Yang buka.” Suruh Kevin kepada Geo.

Geo pun pergi menghampiri orang yang memencet bel itu. Membukakan pintu untuknya. Setelah Geo melihat dua orang curut yang tak lain adalah Eric dan Abdul yang memencet bel terus menerus itu. Geo pun menutup lagi pintu itu.

Bersambung

Daniella [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang