Halo readers 🤗 apakah kalian lagi nunggu chapter berikutnya??
Sebelum itu, yuk spam emot " 🦊 " di kolom komentar.
~Selamat membaca~
🦋🦋🦋
Hari ini tak jauh berbeda dari hari-hari yang Ella lalui. Seperti
biasa, Ella akan berangkat ke sekolah bersama Karina. Dengan memakai seragam berlogo SMA Garuda di lengan bagian kanan, juga rok panjang berwarna abu-abu.Ella menatap cermin di depan yang memperlihatkan sosoknya seperti anak baru yang akan menginjakkan kaki pertama kali di sekolah baru. Padahal ia sekarang sudah memasuki bangku kelas XI semester satu.
Ella berjalan keluar kamarnya lantas mengunci pintu sebelum ia menuruni tangga. Satu persatu anak tangga yang ia lalui, sekarang Ella berada di pijakan anak tangga terakhir.
Tiba-tiba melihat seorang yang terburu-buru mengampirinya, dengan tangan kanan yang memegang sepasang sepatu dan sebelahnya
memegang ponsel juga sebuah roti yang masih utuh berada di mulut. Ella mengurungkan niatnya untuk melangkah."Makan dulu tu roti di mulut lo!" suruh Ella kepada seseorang di depannya yang tak lain adalah Karina.
Karina kemudian mendekati Ella yang masih berada di pijakan terakhir anak tangga untuk membawakan sepasang sepatu dan ponselnya. Ella hanya bisa menggeleng dengan tingkah Karina ini. Sedangkan Karina langsung duduk menghabiskan roti yang ia himpit di mulut. Dengan membawa barang Karina yang super merepotkan, Ella menaruh barang itu di sampingnya.
Ella mengambil sepasang sepatu hitam dengan tali berwarna putih itu lalu memakaikan pada kedua kakinya. Setelah menghabiskan roti, Karina menghampiri Ella kemudian memakai sepatu miliknya.
"Lo udah ngerjain PR MTK belum?" tanya Ella yang sudah berdiri menunggui Karina yang tengah memakai sepatu.
Karina berdiri setelah selesai memakai sepatu lalu ia bertanya
kembali pada Ella, "Emang ada? Perasaan kemarin jamnya Bu Lala
kosong, deh." Karina mengingat-ingat kembali bahwa jam Bu Lala guru matematika tak memberikan tugas."Ada. Lo aja tu yang minggat ke kantin pas jam kos," sahut Ella.
Karina pun merespon Ella dengan wajah tanpa dosa mengingat kemarin ia ke kantin karena ia bosen sekali di kelas. Karina mendekati Ella dengan ekspresi wajah di buat-buat," Ella yang cantik, temen gue yang paling baiq, boleh dong kasih jawabannya ke gue?" tanya Karina mengharapkan Ella mengiyakan permintaannya.
"Mau?" Karina langsung menganggukan kepala serta berbinar mendengar kalimat yang Ella ucapkan.
"Kalau mau, Lo nanti traktir gue makan di kantin. Gimana?" jawab Ella. Yang pasti Ella sudah merencanakan ini karena ia tau
bahwa Karina pasti meminta jawaban PR darinya."Oke, tapi beneran lho. Awas aja kalo nggak Lo kasih!! " ancam
Karina.
Keluar dari kost mereka berdua berjalan kaki menuju halte
terdekat. Untuk sampai ke sekolah, mereka harus menaiki bus
karena jarak kost ke sekolah lumayan jauh. Karena mereka agak
terlambat untuk masuk, keduanya mendapatkan urutan paling
akhir dan terpaksa harus berdiri, karena kursi di dalam bus
sudah terisi penuh. Pintu bus pun tertutup dan mulai melaju
mengantarkan penumpangnya sampai ke tujuan.Dengan suasana bus yang ramai, sudah menjadi kebiasaan Ella dan Karina setiap berangkat ke sekolah sejak pindah ke kota ini. Padahal saat di kampung halamannya jarang sekali bus membawa penumpang sebanyak ini.
Ella sekarang berdiri di belakang Karina dengan memegang handle. Ia mencurigai salah satu orang di samping Karina. Gerak-gerik orang itu sangat mencurigakan pikir Ella.
Orang itu merogoh-rogoh tas seorang ibu yang tertidur. Ella yang merasa bahwa itu pencopet yang sedang
melakukan aksinya. Tanpa pikir panjang Ella mencegah pencopet
itu mengambil dompet yang sudah di dapat tetapi karena bus berhenti mendadak lalu melanjutkan perjalanan kembali pencopet itu berhasil mengambil pergi dompet ibu itu."Bu, dompet ibu di copet, "ucap Ella membangunkan si korban copet. Ibu itu pun kaget lalu merogoh isi tasnya dan dompetnya tidak ada.
Ella dengan sigap mencari pencopet tadi yang pergi tak jauh darinya. Dengan berdesak-desakan dengan banyak orang Ella akhirnya berhasil menemukan pencopet itu.
Naasnya bus berhenti dan pencopet itu keluar. Ella tak mau membiarkan pencopet itu lolos begitu saja. Ia pun keluar dari bus dan mengejarnya.
"Woyy...... berhenti...... PENCOPET!!!!!" teriak Ella sambil berlari mengejar pencopet.
Si pencopet tak merespon terikan Ella yang keras bak terompet yang dibunyikan. Tetapi Si pencopet malah mempercepat laju larinya.
Dengan nafas yang terengah-engah Ella sudah tak mampu lagi mengejar pencopet itu. Alhasil salah satu sepatu yang di kenakannya ia korbankan.
"Sepatu edisi terbatas gue.. maaf ya.." sebelum Ella melempar sepatunya ia memohon maaf lebih dahulu, karena sepatu itu limited edition.
Dengan perpisahan yang mendramatis. Tak diduga sepatu yang di lempar Ella tepat sasaran. Sepatu yang ia layangkan mengenai kepala Si pencopet. Si pencopet jatuh. Ella yang tak ingin menyia-nyiakan waktu itu. Menyiapkan ancang-ancang untuk
lemparan keduanya.Dan tepat sasaran lagi. Ella berlari menangkap si pencopet sebelum kabur lagi. Dan disaat yang sama ada dua orang polisi yang tak sengaja berpatroli disana. Polisi tersebut langsung menagkap penjahat yang sudah ditakhlukan Ella.
Ibu tadi yang menjadi korban pencopetan turun dari bus yang ia tumpangi. Dan menghampiri Ella. "ini bu, dompetnya. Bisa dicek dulu." Ella mengembalikan dompet yang dicopet tadi kepada ibu itu. Ibu itu menerimanya dan mengecek isi dalam dompetnya, masih utuh.
"Makasih ya dek, kalau nggak ada kamu pasti saya nggak bisa bayar uang sekolah anak saya. Sebagai ucapan terimakasih ini ada sedikit pemberian dari saya. Tolong diterima ya..."
Ibu itu mengeluarkan satu lembar uang berwarna merah dari dompetnya, lalu memberikannya kepada Ella. Ella merasa bingung, ia terima atau tidak pemberian ibu itu.
Ibu itu menarik tangan Ella dan menaruh uang tersebut di telapak tangan kanannya. "Udah, diterima aja," ucap ibu itu.
Ella yang hanya bisa mengucapkan terima kasih banyak sebanyak lima kali kepada ibu yang telah memberinya selembar uang. Melihat tingkah Ella Ibu itu hanya bisa tertawa kecil melihatnya.
Ibu tersebut lantas naik bus lagi setelah mengucapkan terimakasih kepada Ella.Karina yang baru turun dari bus menghampiri Ella yang tengah berdiri.
"Lo tadi keren banget." Karina memberikan dua jempolnya
kepada Ella."biasa aja ah." Ella tersipu malu dibuatnya. Padahal menurutnya
sendiri tingkahnya tadi sungguh diluar nalar.Karena sekolah mereka sudah tak jauh dari tempat mereka berada saat ini. Akhirnya keduanya berjalan bersama menuju
sekolah yang sudah di depan mereka.Bersambung
Hayoooo.... Gimana nih ?? Suka sama Ella atau Karina ??? Ataukah sepatu limited edition Ella ??
Yuks, isi kritik dan saran untuk saya di kolom komentar ya😇Jangan lupa follow, vote and comment.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daniella [TERBIT]
Ficção Adolescente"Diam itu lebih baik daripada banyak hati yang terluka sebab lisan yang tak menjaga." Prinsip seorang Daniel Narendra. Wakil ketua dari e-Frost. Dibalik sikapnya yang pendiam, ia masih terjebak dalam masa lalu yang menyakitkan. Sampai ia bertemu de...