BAB 7 ROTI PANGGANG

7 3 0
                                    

Tanpa menghiraukan suasana di sekitar dimana banyak orang berlalu-lalang. Dan karena Nura sudah mulai tersulut sedikit amarahnya, tanpa pikir panjang dia langsung menendang kaki Olfie tepat di tulang keringnya.

" ADUH!!" Teriak Olfie kesakitan sembari memegangi kaki kanannya.

Nura hanya berdiri diam melihat temannya meringis kesakitan. Muncul senyuman kecil di wajah Nura, ada rasa puas yang timbul di hati saat dirinya sukses membalas kejahilan Olfie.

" Bisa-bisanya tersenyum saat melihat temannya kesakitan." Ucap Olfie kesal.

" Kamu yang memulainya duluan, leherku masih sakit." Jawab Nura yang langsung berjalan tanpa menunggu Olfie yang masih menahan sakit di kakinya.

" Aku bawa bahan makanan tambahan untuk makan malam." Kata Olfie yang berjalan disamping menyusul Nura.

Nura tetap berjalan, tidak membalas perkataan Olfie. Masih ada rasa jengkel yang Nura rasakan. Olfie ikut diam, tidak melanjutkan perkataannya. Dia lalu membuka totebag yang dia bawa sedari tadi. Kemudian mengeluarkan sekaleng tuna dan diarahkan kearah wajah Nura.

" Nanti aku buatkan pastel isi tuna kesukaanmu." Bujuk Olfie. Nura tetap diam tidak bergeming dengan tawaran temannya.

" Nanti aku buatkan minuman special juga, khusus pokoknya." Ucap Olfie menimpali.

" Hm, tawaran yang lumayan. Akan aku pikirkan nanti kalau sudah sampai di rumah." Jawab Nura yang diikuti senyuman dari Olfie. Mereka berdua berjalan menyusuri jalanan sembari mengobrol ringan.

---

---

Nura dan Olfie sudah sibuk di dapur. Masing-masing dari mereka memiliki tugas untuk membuat makan malam hari ini. Meski bisa dibilang tugas Olfie lebih kompleks disbanding dengan Nura yang mana memiliki tugas yang lebih sederhana.

" Mau tunanya pedas atau tidak?" Tanya Olfie.

" Buat menjadi rasa pedas yang bisa dinikmati." Jawab Nura yang masih sibuk dengan roti panggangnya.

" Ok babe. Ada lagi yang lain?" Tanya Olfie lagi.

" Hm, mau buah potong tidak? Tapi aku hanya ada mangga." Jawan Nura menawarkan.

" Sempurna, sisakan aku sedikit untuk bahan minumanku." Ucap Olfie dengan semangat.

Mereka berdua mulai tenggelam kedalam tugas mereka di dapur. Terlihat Olfie lebih cekatan dengan peralatan masak, dapat dibuktikan dari banyaknya teknik masak yang dia gunakan malam itu. Menyadarkan Nura bahwa teman masa kecilnya itu memiliki bakat lebih dibandingkan hanya seorang barista. Tidak begitu lama makanan sudah terhidang di meja makan, ada pastel tuna, roti panggang, serta sepiring irisan buah manga yang segar.

Malam itu Nura sedikit takjub, meja makannya melebihi dari ekspektasi yang dia pikirkan. Olfie keluar dari dapur membawa satu teko berisi es teh dengan potongan buah mangga di dalamnya. Segera mereka berdua duduk dan mulai menikmati makanan di hadapan mereka.

" Enak bukan masakanku?" Tanya Olfie dengan penuh harap.

" Aku rasa kamu bisa merubah cita-cita baristamu itu menjadi koki." Jawab Nura yang masih sibuk dengan piringnya.

" Ayolah, lihat minuman yang aku hasilkan. Tidak kalah enak bukan? Itu bekal yang aku selalu kembangkan dari dulu." Kata Olfie.

" Aku tidak meragukan kemampuanmu, tapi mungkin saja kamu bisa berkembang lebih jauh lagi." Ucap Nura.

DUNIA NURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang