BAB 20 SEBELUM JAM ISTIRAHAT

11 1 0
                                    

Nura hanya bisa diam terduduk di ruang UKS. Melihat tingkah laku kakak kelasnya yang satu itu. Semoga saja tidak ada niatan tersembunyi dari tindakan Ava tadi.

" Nura di UKS juga?"

Seketika perhatian Nura beralih ke sumber suara itu yang ternyata dari Clarissa yang sudah terbangun di ranjang UKS. Nura kemudian mendekati Clarissa dan duduk di sampingnya.

" Iya. Sudah enakan?" Tanya Nura kepada Clarissa yang mengambil posisi duduk di ranjang.

" Masih lemes sedikit sih. Salahku juga tadi pagi bangun telat jadi nggak keburu sarapan." Ucap Clarissa sembari tersenyum.

Nura pun hanya bisa menghela napas sembari tersenyum, melihat temannya itu sudah sadar dan baik-baik saja. Tunggu dulu, teman? Bisakah disebut demikian?

" Ayo ke kantin. Aku lapar." Ajak Clarissa ke Nura.

" Ke kantin sekarang? Bukannya ini sudah jam pelajaran?" Tanya Nura.

" Sudah jangan hiraukan hal itu. Untuk sekarang kondisi kita itu belum ideal untuk ikut pelajaran. Kamu mau aku pingsan lagi saat di kelas?"

" Tidak mau sih.." Jawab Nura ragu-ragu.

Clarissa segera turun dari ranjang dan memakai sepatunya. Segera dia berpamitan kepada beberapa anggota PMR dan keluar dari ruang UKS yang diikuti Nura.

" Hm.. Sarapan nasi uduk sepertinya enak juga." Gumam Clarissa sepanjang jalan menuju kantin. Nura hanya bisa berjalan cemas mengikutinya, dia merasa untuk pergi ke kantin di jam sekarang ini merupakan hal yang salah.

" Sudahlah Nura, tidak apa-apa kok. Aku berani jamin. Nanti aku yang akan bilang ke guru mapel hari ini kalau kita sedang sakit di UKS. Teman-teman yang lain pasti juga sudah tahu." Ucap Clarissa mencoba menenangkan.

Segera mereka berdua sampai di kantin sekolah. Tanpa menunggu lama Clarissa langsung menghampiri salah satu kios untuk memesan makanan, sedangkan Nura hanya memesan minum.

" Kamu hanya pesan minum? Pesan makan sekalian saja." Ucap Clarissa.

" Tidak usah. Tadi pagi aku sudah sarapan." Ucap Nura.

" Jangan begitu, hari ini aku yang akan bayar. Sekalian sebagai ucapan terimakasih karena tadi kamu yang menangkapku saat pingsan." Ucap Clarissa.

" Kamu tidak harus membayarnya kok. Aku tidak mengharapkan sesuatu juga." Jawab Nura.

" Aku memaksa, ini karena aku mengapresiasi apa yang kamu lakukan tadi. Pesan snack juga tidak apa-apa, temani aku makan saja. Bisa kan?" Bujuk Clarissa sembari memasang wajab memelas.

Nura tidak dapat menolak dan dia hanya menjawabnya dengan anggukan kepala. Seketika Clarissa tersenyum melihat jawaban yang diberikan Nura. Tidak lama kemudian pesanan mereka sudah diantarkan di meja.

Dengan lahap Clarissa menyantap nasi uduknya, sepertinya memang benar kalau dia belum sarapan. Sedangkan Nura hanya meminum segelas es coklat. Roti goreng yang dia pesan belum dia makan.

" Nura, bagaimana kalau kita kembali ke kelas setelah jam istirahat saja?" Ucap Clarissa setelah selesai menikmati sarapannya.

" Setelah jam istirahat? Masih ada satu jam pelajaran lagi. Kita mau di kantin terus?" Tanya Nura.

" Tidak harus di kantin, tapi aku tidak suka masuk di tengah-tengah jam pelajaran." Ucap Clarissa.

Nura terdiam. Dia mulai berpikir kalau mereka berdua bisa menjadi pusat perhatian di kelasnya kalau mereka masuk di tengah-tengah jam pelajaran. Dan lagi, Nura tidak suka menjadi pusat perhatian.

" Bagaimana Nura? Apa kamu mau kembali ke kelas sendiri?" Tanya Clarissa.

Nura terdiam sejenak, seperti mempertimbangkan sesuatu. Setelah menyesap es coklatnya sampai habis, Nura kemudian menatap Clarissa. Hal itu membuat Clarissa sedikit kaget dan terasa agak canggung.

" Baiklah, kita akan kembali ke kelas setelah jam istirahat." Jawaban tersebut sontak membuat Clarissa senang.

" Tapi, aku yang memilih tempatnya."

---
---
---

Clarissa tidak pernah berpikir bahwa dia akan membolos jam pelajaran dan pergi ke perpustakaan. Iya, perpustakaan adalah tempat yang dipilih Nura. Ruangan itu sepi tidak ada pengunjung selain mereka berdua.

Penjaga perpustakaan juga tidak terlihat, mungkin sedang istirahat sebentar karena di jam sekarang ini tidak ada yang pergi ke perpustakaan. Dengan cepat Nura pergi ke bagian rak buku yang dia cari, diikuti Clarissa dari belakang.

" Kamu bisa cari buku yang ingin kamu baca. Tidak harus sama denganku." Ucap Nura.

" Sebenarnya aku bingung mau baca buku apa. Aku tidak terlalu suka baca yang berat-berat." Ucap Clarissa dengan senyum canggung.

" Oh, kalau begitu kamu bisa pergi ke rak bagian sana. Di sana bagian buku fiksi dan kumpulan cerpen, aku rasa itu akan cocok untukmu." Ucap Nura sembari menunjuk barisan rak paling belakang.

" Baiklah kalau begitu, aku akan coba cari di sana." Jawab Clarissa.

Disusurinya bagian rak buku yang Nura tunjuk tadi. Disana berjajar buku-buku novel, kumpulan cerpen, buku dongeng, bahkan puisi. Ada salah satu buku yang menarik perhatian Clarissa, sayangnya buku itu berada di bagian atas rak.

" Aduh, kenapa ada di atas banget bukunya.." Keluh Clarissa.

Clarissa mencoba meraih buku itu dengan berjinjit, karena tidak bisa dia pun melompat tetapi hasilnya sama. Tidak habis akal, Clarissa mencoba melempar buku ke arah buku yang dia maksud.

BRAAKK

" Aduh!" Ucap Clarissa spontan saat buku yang dia lempar malah mengenai kepalanya.

" Apa aku panjat saja ya?" Gumam Clarissa yang masih menahan sakit di kepalanya.

Saat Clarissa masih memandangi buku yang dia incar, tiba-tiba terlihat tangan seseorang yang meraih buku. Mengambilnya keluar dari deretan buku rak atas.

" E-eh?!" Clarissa terkejut dan saat dia membalikkan badan, kepalanya membentur ke tubuh seseorang.

" Kalau kesulitan, lebih baik minta tolong saja." Segera Clarissa melihat keatas, ada wajah familiar yang menyambutnya. Tetapi Clarissa tidak dapat mengingatnya, sepertinya salah satu dari kakak kelas populer yang teman-temannya bicarakan dulu?

" Ah, terimakasih kak. Aku kira tidak ada orang di sini." Ucap Clarissa sembari menerima buku dari kakak kelas itu.

" Lain kali coba lihat sekelilingmu dahulu. Jangan langsung melakukan hal bodoh." Ucap kakak kelas itu sembari pergi meninggalkan Clarissa. Clarissa hanya bisa memandang tubuh bagian belakangnya yang berjalan menjauh, sembari mencoba mengingat-ingat siapa kakak kelas itu.

" Sudah dapat bukunya?" Tanya Nura yang sedari tadi menunggu Clarissa di meja baca.

" Iya, sudah dapat." Ucap Clarissa sembari duduk di hadapan Nura.

" Buku apa kalau boleh tahu?" Tanya Nura.

" Hehehe.." Clarissa hanya tertawa kecil sembari menunjukkan sampul buku yang dia pegang.

" Dongeng si kancil yang cerdik." Ucap Nura.

" Memang seleraku seperti anak-anak, kamu tidak perlu menahan tawa." Ucap Clarissa kepada Nura.

" Aku tidak akan menertawakan tentang buku itu, semua orang punya seleranya masing-masing." Ucap Nura.

" Terimakasih.." Ucap Clarissa pelan sembari tersenyum. Nura yang melihat ekspresi Clarissa saat itu hanya bisa terdiam. Seperti ada rasa lega dan rindu secara bersamaan.

" Aku sudah lama tidak membaca buku ini."

DUNIA NURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang