BAB 23 MENJENGUK

13 2 0
                                    

Nura sudah terduduk lemas di lantai dengan posisi kepalanya bersandar di kloset. Isi perut Nura sudah terkuras habis. Rasa mual di perutnya sudah mulai mereda.

Tok..tok..tok..

" Nura, kamu di dalam?" Suara Clarissa terdengar sedang memanggil. Nura menjawabnya dengan suara lirih.

Nura mencoba berdiri, berusaha untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Suara flush toilet terdengar dan pintu kamar mandi pun terbuka.

" Maaf Nura, aku tidak tahu kalau di dalam sayur tadi ada campuran dagingnya." Ucap Clarissa panik.

Nura berjalan menuju wastafel dan segera membasuh wajahnya, mencoba mengatur napasnya kembali. Clarissa hanya berdiri diam di sampingnya, dia masih tidak percaya bahwa daging akan memiliki dampak besar bagi Nura. Dampak yang sangat buruk.

" Aku sudah tidak apa-apa. Lain kali aku akan lebih berhati-hati." Ucap Nura tanpa memandang Clarissa, dia masih tertunduk di depan cermin wastafel.

" Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak begitu memperhatikan bekal yang aku bawa tadi." Ucap Clarissa lirih.

Jam istirahat dihabiskan Nura dengan kembali lebih cepat ke dalam kelas. Meninggalkan Clarissa dan teman-temannya yang masih di kantin. Nura sudah tidak sanggup lagi melihat makanan dengan bahan dasar daging, sepertinya dia akan mengeluarkan isi perutnya lagi kalau dia dihadapkan dengan makanan tersebut.

" Begitu parahkah keadaan Nura tadi?" Tanya temannya kepada Clarissa yang hanya kembali sendiri dari kamar mandi.

" Iya. Dia langsung memuntahkan semua isi perutnya tadi di kamar mandi. Dan wajahnya langsung pucat." Jawab Clarissa lirih.

" Nura sepertinya memiliki alergi yang serius terhadap daging. Sampai tubuhnya melakukan penolakan seperti itu." Ucap teman satunya.

" Bagaimana ini? Aku merasa sangat bersalah kepada Nura. Baru saja aku kira bisa lebih dekat dengannya, malah terjadi kejadian seperti ini."

——

Nura sudah berada di dalam kelasnya. Dia duduk menyandarkan kepalanya di atas meja dengan tangannya sebagai tumpuan. Rasa mual itu hilang timbul. Dan Nura mencoba menenangkan dirinya agar rasa mual itu segera hilang.

" Aku benci rasa ini." Ucap Nura dalam hati.

Perasaan ini membuatnya mengingat kembali kejadian buruk yang dia alami di masa lalu. Kejadian yang membuatnya trauma dan tidak bisa mengkonsumsi daging hewani lagi. Yang mana hal tersebut masih dia alami sampai sekarang.

Bel tanda jam istirahat selesai telah berbunyi. Ruang kelas pun juga sudah dipenuhi oleh para siswa. Nura mencoba mengangkat kepalanya, masih ada satu mata pelajaran sebelum jam pulang.

Clarissa juga sudah kembali ke dalam kelas. Dia menaruh sebotol air mineral dan beberapa buah permen jahe di meja Nura. Nura terdiam saat melihat tersebut. Saat dia melihat kearah meja Clarissa, nampak Clarissa memasang ekspresi menyesal dan membuat gestur permintaan maaf dengan kedua tangannya.

Nura kembali melihat ke mejanya. Disimpannya botol air mineral itu dan dia memakan permen jahe tersebut. Berharap dia dapar melewati jam pelajaran terakhirnya.

———

Nura dan Clarissa berjalan di koridor, menuju gerbang sekolah karena jam pelajaran sudah selesai. Clarissa masih mencemaskan Nura yang wajahnya masih terlihat pucat sedari jam pelajaran terakhir tadi.

" Aku antar kamu pulang ya. Janji dengan Kak Ava sebaiknya diundur saja." Bujuk Clarissa.

" Aku sudah baikan sejak aku memakan permen darimu tadi. Lagi pula aku sudah janji dengan Kak Ava juga hari ini." Ucap Nura.

DUNIA NURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang