BAB 17 HARI YANG PANJANG

9 3 1
                                    

" Hei, perkenalkan aku Reza."

" Aku Jonas."

" Jangan hiraukan mereka babe, duduklah dengan tenang. Dan kalian berdua kembalilah ke meja kalian!" 

Entah bagaimana Nura bisa berada di dalam situasi sekarang ini. Duduk di meja bakery punya Olfie bersama kedua temannya yang baru dia temui. Nura merasa kewalahan karena sedari tadi, dia diberi pertanyaan tanpa henti oleh teman-temannya Olfie. Rencananya di hari minggu untuk beristirahat sudah pasti batal.

Dalam perjalanannya dari Pet Hotel, Nura bertemu dengan Olfie yang berada di halte bus. Ternyata Olfie sedang menunggu temannya yang akan mengerjakan tugas sekolah bersama. Meski sebenarnya Nura tidak ingin mengganggu, tetapi Olfie memaksa untuk mampir terlebih dahulu dan teman-temannya tidak merasa keberatan. Malah terlihat senang sepertinya.

" Istirahatlah dulu disini." Ucap Olfie sembari menaruh segelas es coklat di hadapannya.

" Sebaiknya aku pulang saja, aku takut mengganggu pekerjaan kalian dan sepertinya Ibuku akan khawatir kalau aku belum pulang." Ucap Nura.

" Tenang saja babe, kamu tidak usah menghiraukan dua manusia disana. Aku akan menghubungi Tante sehingga dia tidak akan khawatir." Ucap Olfie.

Nura pun menurut, meski dia memang merasa tidak enak akan mengganggu tugas kelompok mereka, tetapi dia juga sebenarnya merasa lelah. Setelah Olfie selesai membawakan minuman kepada teman-temannya, mereka pun mulai mengerjakan tugas sekolah.

Nura hanya melihat mereka bertiga dari tempat duduknya, terlihat serius. Entah tugas apa yang sedang mereka kerjakan, terdapat beberapa buku yang ditumpuk di meja itu dan masing-masing dari mereka membaca satu. Baru pertama kali ini Nura melihat Olfie sedang serius membaca, apakah disekolah dia memang rajin seperti ini?

" Aaarrrggh! Aku sudah tidak tahan lagi!" Teriak Olfie yang langsung membuat Nura menarik kembali penilaiannya tadi. Dia dan kedua teman Olfie sepertinya sudah menduga hal tersebut, untung saja saat itu tidak ada pelanggan lain selain mereka jadi tidak ada yang terganggu.

" Babe, tolong bantu aku. Aku memang tidak bisa dihandalkan kalau soal beginian." Rengek Olfie kepada Nura.

" Tugas apa memang?" Ucap Nura yang masih duduk di mejanya.

" Tugas merangkum babe. Tapi ini ada banyak buku yang harus dirangkum." Jawab Olfie.

" Oh, kalau itu kamu harus baca dulu bukunya." Jawab Nura sembari meminum es coklat di hadapannya.

" Babe... Tolong lah.. Nanti aku buatkan minuman lagi ditambah donat gratis." Bujuk Olfie.

Mendengar tawaran Olfie yang menggiurkan Nura segera memindahkan kursinya di meja Olfie bersama kedua temannya. Sepertinya mereka berdua juga tidak beda jauh dengan Olfie. Diambilnya satu buku yang ada di meja, lumayan tebal juga ternyata. Pantas Olfie sampai berteriak seperti tadi.

" Aku akan coba merangkum satu buku dulu, kalian masing-masing ambil satu buku dan baca." Ucap Nura.

" Tapi ini masih sisa satu buku yang belum diambil." Ucap Olfie.

" Itu urusan kalian, yang terpenting coba baca dahulu bukunya." Ucap Nura.

Mereka langsung menuruti perkataan Nura dan mulai membaca buku lagi, tapi kali ini lebih serius. Nura meminta kertas dan pulpen untuk membuat catatan, dia mencoba mencari cara tersingkat untuk menyelesaikan tugas tersebut.

" Kalian sudah selesai?" Tanya Nura.

" Belum sampai setengah buku." Jawab Jonas, teman Olfie.

" Sudah selesai babe?" Tanya Olfie.

" Iya." Ucap Nura sembari menyerahkan kertas hasil pekerjaannya. Kertas itu kemudian menjadi rebutan mereka bertiga, untuk menghindari timbulnya kerusakan Nura langsung merebut kertas itu kembali dan menaruhnya tepat di tengah meja agar mereka semua dapat melihatnya.

" Padahal ini baru setengah jam tetapi sudah jadi satu rangkuman buku." Puji Reza, teman Olfie.

" Siapa dulu yang buat." Ucap Olfie dengan bangga. Nura dan kedua teman Olfie saling menatap, mereka sudah lelah untuk merespon segala tingkah Olfie. 

" Kalian tidak harus membaca seluruh buku. Memang bagus kalau kalian melakukannya, tapi karena tugas ini ada batas waktunya ada cara yang lebih mudah." Ucap Nura.

" Bagaimana caranya babe?" Tanya Olfie.

" Kalian hanya perlu mencatat bagian setiap bab ditambah pengertiannya saja, tidak harus semua kalian tulis. Usahakan untuk menyingkat kalimatnya juga, yang penting nanti artinya tetap sama." Ucap Nura menjelaskan.

Setelah mendengar instruksi dari Nura, Olfie dan kedua temannya yaitu Jonas dan Reza langsung mempraktekkan apa yang tadi sudah dijelaskan. Nura hanya mengamati mereka bertiga sembari mengecek handphonenya.

Ternyata Ibunya mengirim pesan, sebelum pulang Nura diminta untuk membeli roti tawar di tempat Olfie. Pasti Ibunya mengirim pesan ini sesaat setelah Olfie memberi kabar tadi. Tiba-tiba Ayah Olfie mendatangi meja mereka sembari membawa beberapa roti dan minuman.

" Sering-seringlah kalian kemari ya. Olfie biar ada teman belajar selain Nura." Ucap Ayah Olfie sembari menaruh beberapa minuman dan roti di meja.

" Baik Om, kami akan sering belajar ke sini." Ucap Jonas semangat.

" Iya Om, kalau bisa setiap minggu." Tambah Reza.

" Awas saja kalau kalian ke sini, tidak ada selanjutnya belajar kelompok di sini lagi." Jawab Olfie ketus.

" Anak satu ini senang sekali ngebantah omongan Ayahnya." Ucap Ayah Olfie.

" Sana Ayah balik saja ke dapur, kita jadi keganggu kan nugasnya." Ucap Olfie mencoba mengusir.

" Iya-iya. Kalian jangan bosan-bosan ya datang ke sini." Ucap Ayah Olfie yang pergi kembali ke dapur.

" Kalian berdua jangan ada yang makan sebelum menyelesaikan tugasnya." Ancam Olfie kepada kedua temannya.

Mereka berdua hanya bisa diam menuruti tuan rumah meski ada rasa jengkel. Nura mencoba menahan ekspresinya untuk tertawa dengan mengalihkan perhatiannya ke tugas yang dia buat tadi. Tidak terasa sudah jam makan siang, dan suasana di bakery Olfie mulai ramai.

" Sudah selesai belum?" Tanya Nura.

" Hampir selesai." Jawab mereka bertiga bersamaan.

" Aku pulang duluan ya, sudah siang ternyata. Ibuku pasti sudah menunggu." Jawab Nura yang mulai berdiri dari kursinya.

" Tunggu dulu babe, jangan pulang dulu. Minimal lihat dulu hasil kerjaan kita ini." Ucap Olfie sembari memegangi tangan Nura.

Nura menghela napas. Memang susah kalau teman masa kecilnya ini sudah bertingkah. Diambilnya kertas tugas mereka bertiga dan mulai diamati. Olfie, Reza dan Jonas mulai tegang saat melihat Nura memeriksa pekerjaan mereka.

" Ini sudah bagus, tinggal selesaikan saja bab yang tersisa. Kalian bisa tulis ulang hasil pekerjaanku jadi kalian sudah tidak usah merangkum buku yang aku kerjaan tadi." Ucap Nura.

Mereka bertiga pun lega karena hasil pekerjaan mereka dapat memuaskan hati Nura. Setidaknya hasil kerja mereka tidak membuat mereka malu. Nura pun diminta untuk menikmati minuman dan roti yang Ayah Olfia bawakan tadi.

" Aku pulang dulu ya, ada titipan belanjaan dari Ibuku juga ini. Kalian lanjutkan saja nugasnya." Ucap Nura langsung keluar dari Bakery tanpa menghiraukan mereka bertiga.

-----

" Ibu kira bakal sampai rumah lebih cepat." Ucap Ibu yang sedang menonton tv.

" Diluar dari rencana ternyata." Ucap Nura yang langsung menaruh barang belanjaan di dapur.

" Mau makan sekarang? Ibu masak dulu tapi." Tawar Ibunya.

" Tidak usah Bu, aku mau istirahat saja. Tadi juga sudah makan di tempatnya Olfie." Jawab Nura yang langsung masuk ke kamarnya.

Ibunya hanya tersenyum sembari menghela napas. Dia sudah paham kalau anak gadisnya itu memang tidak terbiasa dengan aktivitas fisik yang melibatkan interaksi dengan banyak orang.


DUNIA NURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang