Untitled begitu tenar. 200 juta? Huh! Kini mereka merasa jumlah itu terlalu kecil. Bazaar penuh oleh karena popularitas Roen yang dipelopori oleh kelas untitled.
Apakah Peia tidak lagi diganggu Sheva?
Itu karena kelas untitled selalu melindunginya. Mereka menjaga Sheva sibuk, tidak membiarkan Peia dan Sheva sendirian disituasi apapun. Sheva yang mengetahuinya tidak lagi bisa melakukan apa-apa, satu-satunya harapan yang masih tersisa adalah pertunangan mereka yang sudah ditetapkan oleh orang tuanya. Terserah apa yang dilakukan Liam sekarang, pada akhirnya lelaki itu juga akan berakhir pada genggamannya.
Kelas untitled adalah shippers nomor satu pasangan Liam dan Peia.
Mereka bekerja keras mencapai target dan tanpa mereka duga, saat memeriksa saldo di akhir bulan November, mereka mendapati bahwa mereka sudah melampaui target. Dengan begitu, mereka berharap mereka akan segera mendapatkan studytour mereka diawal tahun.
Anehnya lagi, Pak Roen menyanggupi permintaan itu, meminta mereka bersiap-siap dan mengemas barang saat liburan akhir tahun serta meminta mereka menyiapkan jaket tebal untuk suhu dingin sekitar 12 derajat dari uang yang berhasil mereka kumpulkan.
Surat tour juga sudah dibuatkan, mereka melihat kemana saja perjalanan mereka, mereka akan terbang ke Shenzhen, menikmati kota futuristik sebelum dibawa ke Macao. Studytour selama 6 hari 5 malam, gratis.
Tapi kembali ke awal bulan Desember, mereka kembali sibuk dengan jadwal penuh untuk mempersiapkan tutor sebelum UAS.
Setelah UAS, juga mereka saling tegang karena beberapa dari mereka akan segera mendapat surat keputusan dari pendaftaran kuliah. Tidak lagi mengikuti kegiatan sekolah, kelas untitled diliburkan hingga tahun baru.
Apakah bisa libur begitu saja? Haha, sayangnya tidak, mereka tetap harus berbagi tugas untuk membuat konten bagi sosial media, juga harus menanggapi berbagai email yang masuk. Mereka masih harus mendesain dan menerjemahkan selama hari libur.
"Kak." Peia merebahkan dirinya di sofa.
"Hm?"
"Bagaimana surat penerimaannya?"
Salah satu sudut bibir kakaknya terangkat, "Huh, mereka tidak mungkin menolakku."
Peia menatap langit-langit. "Kita selalu sekelas, kali ini kita akan terpisah beda benua."
Clio menurunkan koran paginya, menatap adiknya. "Kamu yang aneh, kenapa juga kuliah di China, andai di Eropa kita masih bisa bertemu."
Peia juga terdiam sejenak, "Beasiswa penuh. Ayah bilang tidak punya biaya untuk menguliahkanku jika aku tidak mendapat beasiswa dan uang saku."
Clio mengernyit, "Ayah punya cukup tabungan untuk itu."
Peia memalingkan wajah ke arah Clio, "Tidak, Ayah bilang padaku harus memberikan semuanya padamu sebagai uang saku."
Clio mengedipkan matanya, "Sial, kalau tahu begitu aku tidak akan mendaftar kuliah di Eropa."
Peia terkekeh mendengarnya, "Kenapa?? Itu tetap kesempatan yang bagus, jadilah lebih hebat dari Einstein."
Clio tersenyum, "Benar, tunggulah dobrakan baru teknologi."
Peia bangkit duduk, melihat ke arah Clio, "Apa kamu akan baik-baik saja tanpa aku, Kak?"
Clio mengernyit, itu membuatnya tersinggung, "Sebaliknya, Pei."
Peia menggeleng, "Sebaliknya, Kak."
Clio melihat ke arah jendela, seorang berjalan mendekat ke rumahnya dan mengetuk kaca, "Waw."
Peia juga jadi melihat ke arah kaca, "Liam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untitled Class: Tahun Kedua
Genç KurguDengan meninggalnya Jes, kelas untitled kini hanya tinggal sembilan orang saja. Masalahnya, anak-anak untitled mulai mengerti hak istimewa yang mereka dapatkan. Mereka bisa melakukan apa saja, dan anak untitled terlepas dari seluruh peraturan sekol...