Pt. 3

1.2K 90 10
                                        

Jujur saja Joshua tidak bisa tidur semalaman. Dia terus memikirkan nasibnya setelah menikah dengan Seungcheol. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan apapun sebelumnya, keputusan untuk menikah memang telah diambil oleh keduanya. Dan Joshua berpikir perlu untuk membicarakannya lebih lanjut dengan Seungcheol. Dia merasa bahwa mereka perlu mengenal satu sama lain lebih baik bukan?

Dengan ragu, Joshua mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk Seungcheol. Dia mendapatkan nomor ponsel pria itu tadi malam. Dan tentu saja atas dorongan Ibu Choi.

Ini Joshua. Aku ingin membicarakan mengenai pernikahan kita. Bisakah kita bertemu di restoran Smile Flowers sekarang? Aku harap kau datang meskipun kutahu kau sangat sibuk. Kabari aku jika kau benar-benar tidak bisa datang.

Setelah mengirim pesan tersebut, Joshua merasa campur aduk. Dia tidak tahu bagaimana Seungcheol akan merespons permintaannya. Apakah pria itu akan setuju untuk bertemu dengannya? Ataukah dia akan menolak?

Namun tidak lama kemudian, suara notifikasi dari ponsel Joshua memecah keheningan. Seungcheol telah membalas pesannya dengan singkat dan jelas.

Aku akan datang. Kita bisa membicarakannya.

Hati Joshua berdesir saat membaca pesan tersebut. Seungcheol bersedia menemui dirinya di restoran, menandakan bahwa pria itu juga ingin membahas pernikahan mereka kan? Atau mungkin tidak? Ah, sepertinya Joshua terlalu berkhayal. Pria itu mana perduli.

Joshua lantas bersiap-siap untuk pergi ke restoran yang sudah dia janjikan kepada Seungcheol tadi.

"Kau ingin pergi?" Tanya sang ibu yang tiba-tiba muncull di ambang pintu kamar Joshua.

"Hm... Hanya sebentar. Jisoo ingin berjalan-jalan" jawab Joshua yang berjalanendekat ke arah sang ibu lalu memeluknya.

"Ya sudah, hati-hati dijalan. Apa perlu kuminta paman Kim mengantarmu?" Tanya sang ibu yang mendapat gelengan kepala dari Joshua—menandakan tidak perlu.

"Jisoo akan berangkat sendiri dengan mobil" jawab Joshua lalu keluar kamar dan menuju pintu depan.

Sekitar 30 menit, akhirnya Joshua sampai di restoran. Dia memilih meja yang mudah dlihat Seungcheol ketika pria itu masuk kedalam dan menunggu dengan penuh harap. Restoran itu tenang dan suasana yang hangat membuat Joshua merasa sedikit lebih tenang. Tidak memungkiri bahwa Joshua sedikit gugup.

Setelah beberapa saat, Seungcheol akhirnya muncul di pintu restoran. Wajahnya yang maskulin dan berwibawa menarik perhatian semua orang di sekitarnya. Joshua tidak bisa menahan senyum ketika Seungcheol melihat ke arahnya dan menghampirinya. Mereka saling menyapa dengan sopan, tetapi ada sedikit kekakuan di antara mereka. Joshua berusaha mengatasi situasi tersebut dengan senyum hangatnya dan mempersilahkan Seungcheol untuk duduk.

"Terimaksih sudah datang. Aku berharap kita bisa membahas pernikahan kita dengan jujur dan terbuka," ujar Joshua dengan nada lembut.

Seungcheol mengangguk, tatapannya yang dingin dan serius tetap terfokus pada Joshua. "Aku setuju. Kita harus membahas bagaimana cara kita akan menjalani pernikahan ini dengan baik".

Joshua merasa senang mendengar kata-kata itu. Dia merasa bahwa Seungcheol akan membahasnya dengan serius kali ini. Tidak seperti semalam yang membuatnya kesal.

"Jujur saja aku masih penasaran mengapa kau memilihku, apa karena menangih hutang budi karena sudah menolong perusahaan ayahku?" Tanya Joshua.

"Sudah kukatakan juga untuk menanyakannya sendiri pada ibuku kan? Dan untuk balas budi itu, aku sama sekali tidak tahu mengenai hal itu" jawab Seungcheol yang mulai membuat Joshua kesal. Namun, dia akan menahannya.

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang