Pt. 25

708 60 14
                                    

Joshua menghampiri Seungcheol dan Juny yang berada ditaman belakang dengan membawa sepiring buah potong dan minuman. Dia meletakkannya di meja yang ada disana. Begitu melihat Joshua datang, Seungcheol menghampiri suaminya dan mengambil sepotong buah.

"Juny, ayo istirahat dulu" ucap Seungcheol. 

"Sebentar lagi paman, Juny masih ingin menangkap kupu-kupunya" jawab Juny lalu kembali berlarian ditaman mengejar kupu-kupu.

"Kenapa?" tanya Seungcheol ketika melihat raut wajah Joshua yag seakan ingin mengatakan sesuatu.

"Maaf tadi aku mengangkat telepon dari Jeonghan" jawab Joshua yang seketika membuat Seungcheol terkejut.

"Apa yang Jeonghan katakan?" tanya Seungcheol dengan hati-hati.

"Dia bilang, dia takut kau meninggalkannya lagi" jawab Joshua dengan santai.

"Hanya i-itu?" tanya Seungcheol sekali lagi. Dia benar-benar takut Joshua marah. Ia tidak siap.

Joshua mengangguk "Hm, aku langsung bilang jika dia sedang berbicara dengan Choi Jisoo. Lalu setelah itu, dia menutup telponnya" jawabnya.

Seungcheol menghembuskan napas lega. Setidaknya Jeonghan tidak mengatakan hal yang aneh-aneh lagi kepada Joshua.

"Kau tidak menelponnya lagi?" tanya Joshua kemudian. Seungcheol terperanjat. 

"Tidak, aku tidak akan menelponnya lagi," jawab Seungcheol dengan cepat, mencoba menghindari topik yang sensitif.

"Siapa tahu ada sesuatu yang penting" ucap Joshua. "Tapi jika kau tidak ingin menelponnya lagi, ya sudah" lanjutnya. Lalu pergi meninggalkan Seungcheol dan menghampiri Juny.

Seungcheol merasakan kelegaan ketika Joshua tampaknya menerima jawabannya tanpa keberatan lebih lanjut. Namun, ada sedikit perasaan bersalah yang menyelip di dalam pikirannya, tetapi dia memutuskan untuk menahannya untuk saat ini.

"Mungkin kamu benar," kata Seungcheol dengan suara lembut, merenungkan kata-kata Joshua.

Saat Joshua pergi menyusul Juny, Seungcheol memperhatikan mereka dengan senyum tipis. Dia merasa bersyukur memiliki Joshua di sampingnya, seseorang yang selalu bisa membuatnya merasa lebih tenang dan stabil. Dengan hati yang lega, Seungcheol pun bergabung dengan mereka.

.

.

Ketika menjelang sore hari, Joshua dan Seungcheol pun mengantar Juny pulang. Sekalian mereka berkunjung ke rumah Minghao. Meskipun mereka telah tinggal di sana selama beberapa waktu, mereka belum sempat mengunjungi tetangga baru mereka itu.

"Ayo masuk ke rumah Juny paman" ucap Juny ketika mereka sampai di depan gerbang.

"Juny sudah pulang?" sambut Minghao ketika keluar dari rumah setelah mendengar suara gerbang terbuka.

"Terimakasih sudah mengajak Juny bermain. Masuk dulu ya? Tadi aku memasak masakan China" ucap Minghao yang lantas meraih tangan Joshua dan diajak masuk kedalam rumah.

Joshua tersenyum "Terimakasih banyak Minghao"

Mereka semua duduk di ruang makan, disajikan dengan hidangan masakan China yang lezat yang telah disiapkan oleh Minghao. Joshua takjub dengan hidangan yang disiapkan pria itu.

"Minghao-ah, apa ini tidak terlalu banyak? Kau benar-benar menyiapkannya sendiri?" tanya Joshua.

Minghao menggeleng "Ada bibi yang membantuku"

"Ah begitu. Lalu dimana Jun?" tanya Joshua karena sedari tadi tidak melihat keberadaan suami Minghao yang sebelumnya pernah diceritakan.

"Dia sedang mandi. Ah benar" Minghao teringat sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang