Pt. 20

706 54 5
                                        

Setelah kepergian Seungcheol, Joshua lantas masuk ke dalam rumah. Hari ini dia belum memiliki rencana ingin melakukan apa. Sementara jika hanya menonton tv, itu sangat membosankan.

Joshua masuk ke kamar dan melihat meja kerja Seungcheol yang berantakan. Ah, dia akan membersihkannya kalau begitu.

Joshua mulai merapikan lembar-lembar kertas yang entah itu masih berguna atau tidak. Dia tidak akan membuangnya, hanya merapikan saja.

Begitu bagian atas meja sudah rapi, Joshua langsung beralih membuka laci. Ternyata sama berantakannya. Dia pun mengeluarkan isinya terlebih dahulu kemudian membersihkan dalamnya. Saat itu Joshua melihat buku agak besar yang membuatnya penasaran. Seperti sebuah album foto.

Joshua membuka sampul buku itu dan seketika keningnya mengernyit "Seungcheol juga tahu aku berasal dari panti asuhan?" monolog Joshua ketika melihat foto kecilnya ada di dalam album itu.

"Aku tidak menyangka, dia mengetahuinya sejauh ini. Aku bahkan lupa nama panti asuhannya. Kurasa banyak yang kulupankan karena kecelakaan itu" ucap Joshua dalam hati sambil membuka lembar demi lembar.

Joshua menghembuskan napas panjang. Rasanya dia ingin mengunjungi panti asuhan itu. Siapa tahu dia dapat mengingat beberapa kenangan yang ada disana. Ia membaca alamat panti asuhan itu lantas mencarinya di internet. Ternyata untuk pergi kesana butuh waktu 2 jam dengan mobil.

Joshua telihat menimbang-nimbang apakah dia harus pergi atu tidak. Itu lumayan jauh. Terlebih dia tidak pernah berpergian sendiri sejauh itu. Namun, dia penasaran.

Pada akhirnya Joshua memutuskan untuk pergi. Dia segera menyelesaikan pekerjaannya lalu bersiap untuk pergi. Apakah ia harus memberitahukannya kepada Seungcheol? Tapi jika dia memberitahu, pasti suaminya tidak mengizinkan. Dan berakhir menjadi posesif kembali.

"Lebih baik aku tidak memberitahunya" gumam Joshua lalu menyalakan mesin mobil dan kemudian meninggalkan rumah.

Joshua mengemudi dengan kecepatan sedang. Beruntung jalanan tidak begitu ramai karena para pekerja dan anak sekolahan mungkin sudah berangkat. Sembari mengemudi Joshua sesekali melirik maps pada ponsel yang dia letakkan disamping kemudinya.

.

.

Pada pukul 11 siang, Joshua akhirnya sampai di panti asuhan itu. Butuh waktu 2 jam lebih 30 menit baginya. Joshua kemudian turun dari mobil dan berjalan masuk ke panti asuhan. Dia melihat banyak anak-anak sedang bermain dengan ceria. Itu membuatnya senang.

"Halo?" sapa Joshua pada seorang anak perempuan.

"Halo" ucap anak perempuan itu sambil membungkukkan badan.

"Kau lucu sekali, siapa namamu?" tanya Joshua lalu mensejajarkan tingginya dengan anak perempuan itu.

"Jiyoon, nama paman siapa?"

"Nama paman Joshua"

"Jo-joshu?" ucap Jiyoon yang sepertinya kesusahan mengeja nama Joshua.

"Terlalu sulit ya? Haha, Jiyoon bisa memanggil paman Shua saja kalu begitu" ucap Joshua sambil mengusak-usak kepala Jiyoon.

"Paman Shua sangat cantik" puji Jiyoon yng membuat Joshua tertawa malu.

"Jiyoon juga cantik" ucap Joshua gemas.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya menghampiri Joshua dan Jiyoon. Joshua mengalihkan pandangannya pada wanita itu dan melempar senyuman.

"Halo, perkenalkan saya Joshua" ucap Joshua dengan nada lembut dan sopan.

"Joshua?" ucap wanita itu seolah-olah familiar dengan nama itu.

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang