Pt. 9

764 71 4
                                    

Joshua membuka matanya perlahan ketika sinar matahari mengenai wajahnya. Pandangannya mengedar, mengenali tempatnya berada saat ini. Yah, kamarnya. Dia berusaha mengingat apa yang telah terjadi semalam. Ia mabuk berat dan berakhir tidur di restoran itu.

"Ugh... Aku seharusnya tidak minum banyak semalam" gumamnya lalu mengambil segelas air putih yang ada di samping ranjangnya.

Joshua lantas berdiri dan keluar. Dia melihat kedua orang tuanya sedang sarapan di ruang makan. Dia pun menghampiri keduanya dan duduk disalah satu kursi.

"Kau baik-baik saja?" tanya sang ibu.

Joshua mengangguk, lalu mencomot sedikit makanan yang ada di depannya. Dia lapar.

"Lain kali jangan minum terlalu banyak. Kasihan Seungcheol kerepotan, bahkan semalam menggendongmu sampai kamar" kata sang ibu yang seketika membuat Joshua tersedak makanan. Sang ibu dengan cepat memberikan segelas minum kepada Joshua.

"Sungguh, bu?" Tanya Joshua.

Sang ibu mengangguk.

Joshua memijat kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. Sang ibu yang melihat itu hanya tersenyum kecil.

"Kenapa? Malu?" Ucap sang ibu dengan nada mengejek yang membuat Joshua seolah-olah ingin menjadi lampu disko saja.

"Ayah~ ibu mengejekku" rengek Joshua pada sang ayah yang juga ikut tersenyum.

Melihat itu, membuat Joshua mengerucutkan bibirnya lalu mendesah pelan "Ayah juga mengejekku?"

"Sebaiknya kau minta maaf pada Seungcheol. Semalam malah dia yang minta maaf pada ayah dan ibu karena membawamu pulang dalam keadaan tidak sadar karena tertidur" usul sang ayah yang semakin membuat Joshua ingin menjadi lampu disko.

Joshua menghembuskan napas panjang "Aku akan meminta maaf padanya" ucapnya lalu pergi meninggalkan ruang makan dan kembali ke kamarnya.

Joshua mengambil ponselnya lalu mencari kontak Seungcheol. Dia menekan tombol hijau untuk membuat panggilan. Namun pria itu tidak menjawabnya. Joshua membuang napas kecil, ia berpikir pasti pria itu sedang sibuk atau mungkin masih tidur.

Akhirnya Joshua kembali meletakkan ponselnya lalu merebahkan diri di kasur. Sambil mengingat perjalanannya kemarin bersama dengan Seungcheol. Jujur, dia sangat senag sekali. Tidak pernah ia merasa sesenang kemarin jika pergi berjalan-jalan dengan temannya di LA. Sejenak Joshua berpikir mungkin dirinya dan Seungcheol dapat menjadi teman baik.

Drrttt drrtt

Ponsel Joshua bergetar, menandakan ada notifikasi masuk, yang ternyata adalah panggilan dari Seungcheol. Seketika senyum lebar terukir di bibir tipis Joshua "Halo Seungcheol?" Sapanya dengan nada antusias yang membuat pria diujung telepon itu mengernyit heran.

"Ada apa ini? Kau terdengar senang sekali" tanya Seungcheol yang sontak membuat Joshua tersadar akan kegirangannya beberapa saat lalu.

"Ah tidak... Eum, apa kau sibuk hari ini?" Tanya Joshua yang kali ini dengan nada lembut.

"Aku berencana mempelajari presentasi untuk hari selasa nanti" jaeab Seungcheol.

Senyum Joshua memudar perlahan "Begitu ya, maaf jika sudah menganggumu"

"Kenapa, hum?" tanya Seungcheol dengan lembut, menggunakan nada seperti yang digunakan saat bertanya kepada seorang anak kecil yang sedang merajuk.

"Tadinya aku ingin mentraktirmu makan, tapi jika kau sedang sibuk, kita bisa melakukannya lain waktu" jelas Joshua dengan ekspresi kekecewaan terlihat di wajahnya.

"Mentraktirku dalam hal apa?" Tanya Seungcheol.

"Berterimakasih karena sudah mengajakku jalan kemarin" jelas Joshua.

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang