Pt. 16

620 49 4
                                    

Sinar mentari pagi menyusup lewat celah-celah gorden, memancar ke dalam ruangan, dan menyinari dua sosok yang masih terlelap dengan nyenyak. Seungcheol masih memeluk Joshua dengan erat seakan tidak ingin berpisah. Dengan tubuh yang besar itu, tentu saja Joshua merasa sesak. Dengan berat, dia berusaha melepas pelukan suaminya yang sekaligus membuatnya terbangun dari lelapnya tidur. Joshua akhirnya dapat terbebas. Ia melihat jam di ponselnya yang berada di atas nakas. Sudah menunjukkkan pukul 7. Dia kemudian beranjang dari kasur lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tidak lama, mungkin sekitar lima belas menit. Joshua keluar dari kamar mandi dan masih melihat Seungcheol tidur. Dia hanya menggelengkan kepalal lalu keluar dari kamar dan pergi ke dapur untuk membuatkan sang suami sarapan. Ia pikir tidak apa-apa membiarkan suaminya itu tertidur sebentar, masih ada satu setengah jam lagi untuk berangkat ke kantor. 

Joshua memandang ke arah kulkas. Di hadapannya terhampar pilihan bahan-bahan yang beragam, tapi ia masih terlihat bingung akan menu sarapan apa yang ingin ia sajikan hari ini. Ia merenung sejenak, memikirkan kombinasi rasa dan cita rasa yang akan cocok untuk memulai hari. Di dalam hatinya, ia berharap menu sarapannya bisa memberikan kebahagiaan pagi ini, sama seperti sinar matahari yang memasuki celah-celah jendela.

Joshua mengambil beberapa potong sisa daging sapi panggang yang sudah dimasak sebelumnya dan memotongnya menjadi irisan tipis. Ia juga menyiapkan nasi putih yang telah dimasaknya. Di lemari es, ia menemukan sisa sayuran seperti buncis dan jagung manis.

Dengan bahan-bahan ini, Joshua memutuskan untuk membuat nasi goreng dengan sentuhan daging sapi panggang. Ia memanaskan sedikit minyak di atas wajan dan menumis bawang putih hingga harum. Kemudian, ia menambahkan irisan daging sapi panggang dan sayuran ke dalam wajan, serta nasi putih.

Joshua memberikan sedikit kecap, saus tiram, dan garam secukupnya untuk memberikan cita rasa pada nasi goreng ini. Ia juga memecahkan telur di tengah-tengah wajan, meratakan dan mencampurnya dengan nasi dan bahan lainnya. Sesaat sebelum matang, Joshua menambahkan sejumput daun bawang cincang dan sedikit wijen sebagai hiasan. Setelah matang, ia menghidangkan nasi goreng sapi panggang ini di atas piring, disertai dengan acar mentimun segar. Senyum Joshua merekah begitu mencium aroma nasi gorengnya yang harum. Dia berharap Seungcheol akan menyukainya.

Saat Joshua sibuk merapikan piring dan bersiap untuk menyajikan makanannya, tiba-tiba ia merasakan sesuatu melingkar di sekitar pinggangnya. Matanya membesar, dan dadanya seakan tersambar listrik saat ia melihat Seungcheol berdiri di belakangnya dengan senyum lebar.

"Masak apa, hm?" tanya Seungcheol.

Joshua menghela napas dengan lembut setelah mengetahui bahwa itu adalah sang suami, sambil meletakkan tangan di atas dadanya yang masih berdegup cepat. Wajahnya yang merona karena terkejut kini mulai memudar menjadi senyum lega.

"Kau mengagetkanku" ucap Joshua dengan bibir yang mengerucut.

Seungcheol tertawa kecil melihat reaksi Joshua. "Maaf, maaf. Aku hanya ingin melihat reaksimu yang lucu."

Joshua menggelengkan kepala sambil tertawa ringan. "Kau selalu menggodaku. Duduklah, dan sarapan"

Seungcheol lantas melepas pelukannya lalu menarik sebuah kursi untuk tempatnya duduk "Aku tidak sedang menggodamu, kau memang lucu dan manis"

Joshua menghembuskan napas kecil dengan sedikit berdecih. Namun, dalam hati dia sangat senang sekalligus malu. Iapun lantas ikut bergabung dengan Seungcheol, duduk di salah satu kursi di dekat suaminya dan sarapan.

Seungcheol mengalihkan sejenak pandangannya pada Joshua, lalu bertanya "Apa rencanamu hari ini?"

Joshua menyelesaikan kunyahannya lalu menjawab, "Aku akan pergi ke rumah ibu untuk memberikan oleh-oleh, dan setelah itu memberikannya juga untuk tetangga baru" 

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang